Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ini 11 Peribahasa Angka Orang Tionghoa

20 Juni 2021   06:05 Diperbarui: 20 Juni 2021   06:37 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka memang unik. Kuantitasnya sudah pasti, namun masih bisa diulik. Contoh, 1+1 =2. Tapi, ayah yang pedagang totok selalu berkata berbeda.

"Kalau bisa jadi 3, mengapa harus dua," demikian ujarnya.

Tentu bukan melawan kenyataan perhitungan. Ayah hanya bermaksud berbicara filosofi orang dagang. Lagipula 3 juga memiliki arti "naik (bertambah)" dalam pelafalannya.

Orang China selalu terobsesi dengan angka. Bunyi fonetik yang ditenggarai menjadi penyebabnya.

Semisal angka 4 yang berlafal "She (shi, se)" mirip dengan kata "mati." Haram diucapkan dan digunakan. Pun halnya dengan angka 8 (fa'), harganya tak ketulungan jika dijadikan nomor plat mobil.

China, sebagai salah satu budaya yang tertua di dunia, banyak peribahasa yang diwariskan kepada anak cucu. Termasuk juga nasehat yang menggunakan angka di dalamnya.

Yi' Xin Yi' Yi (Satu Hati Satu Makna)

Peribahasa ini mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Dengan demikian, niscaya tujuan akan lebih mudah tercapai.

Nah, peribahasa ini juga berlaku bagi jomlo. Jika bertemu calon yang sudah tepat di hati, maka bisa juga mengucapkan Wo Dui' Ni Yi' Xin Yi' Yi yang berarti, seluruh hatiku hanya padamu.

Yi' Shi Er' Niao' (Satu Batu untuk dua burung)

Peribahasa ini memiliki arti yang hampir sama dengan sambil menyelam minum air. Artinya sebuah usaha mendapatkan dua hasil, atau mendapatkan dua hal dalam satu waktu.

Er' Xhing Zhi' Hao (Dua Hati Baik Adanya)

Secara harafiah adalah dua kelompok menjadi satu dan terjalin hubungan baik di antaranya.

Dapat juga bermakna jika ada dua keluarga yang dulunya tidak berkaitan, kini menjadi satu akibat jalinan pernikahan.

San' Xin Er' Yi (Tiga Hati Dua Pikiran)

Kebalikan dengan Yi' Xin Yi' Yi, peribahasa ini menggambarkan seseorang atau situasi yang tidak fokus.

Atau bisa juga seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan tidak sepenuh hati.

San Ren' Cheng' Hu (Tiga Orang Menjadi Harimau)

Peribahasa ini cocok untuk situasi saat ini. Pada saat ada sesuatu yang tidak benar, namun diyakini banyak orang, maka berita tersebut akan kelihatan benar.

Sama seperti hoax yang beredar. Semakin banyak disebar, semakin banyak orang yang mempercayainya. Demikianlah ungkapan peribahasa ini.

Si Hai' Wei' Jia (Empat Lautan adalah Rumah)

Peribahasa ini memiliki dua makna. Yang pertama adalah nasehat bagi seorang perantau; Bersikap ramah kepada siapa saja, agar di setiap daerah, warga setempat bisa menerimanya.

Arti kedua adalah seseorang yang selalu menganggap suatu tempat sebagai rumahnya, kemana pun ia berada. Melambangkan keramahan sikap, hingga bisa diterima oleh banyak kalangan.

Liu Qin' Bu' Ren' (Enam Orang Dekat / Keluarga Tak Dikenal)

Secara harafiah ke-6 orang dekat yang tak dikenal ini merujuk kepada ayah, ibu, kakak, adik, istri dan anak. Peribahasa ini merujuk kepada seseorang yang durhaka. Melakukan sesuatu tanpa mengingat keluarga.

Namun, bisa juga berarti sebaliknya. Seseorang yang tegas dalam menegakkan keadilan tanpa memandang bulu, bisa juga diartikan dengan peribahasa ini.

Qi' Shang Ba' Xia (Tujuh Atas, Delapan Bawah)

Peribahasa ini merujuk kepada detak jantung yang tidak teratur. Secara harafiah menggambarkan keadaan cemas yang mengkhwatirkan.

Ba' Mian We'i Feng (Delapan Sisi Berwibawa)

Menggambarkan seseorang yang sangat berwibawa, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja. Biasanya ditujukan kepada orang hebat, seperti Raja, Jenderal, atau tokoh besar lainnya.

Jiu Niu Yi' Mao (Sembilan Sapi Sehelai Bulu)

Peribahasa ini merujuk kepada keadaan yang sia-sia atau tak bernilai.

Atau bisa juga keadaan yang kelihatannya besar, tapi tidak memberikan efek yang terlalu signifikan.

Hampir serupa dengan peribahasa Melempar Garam ke Air Laut.

Jiu Si' Yi' Sheng (Sembilan Kematian Satu Kehidupan)

Peribahasa ini bisa digunakan untuk menggambarkan seseorang yang lolos dari situasi yang sulit.

Atau bisa juga pemberi semangat bahwa dalam setiap masalah, pasti ada jalan keluarnya.

**

Nah, inilah sederet peribahasa China Kuno yang berhubungan dengan angka.

Orang China tidak hanya melihat angka sebagai sekedar kuantitas. Angka yang tertera dapat bermakna banyak hal.

Ini juga yang menjadi dasar prinsip Numerologi. Bahwa angka memiliki makna kualitatif yang tidak hanya sekedar jumlah.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun