Pada saat yang sama, minuman energi rasa buah dimunculkan oleh Pepsi. Namanya Gatorade. Dijadikan sebagai minuman alternatif. Ramai dipromosikan di ajang-ajang olahraga kelas dunia.
Akan tetapi pasar cola tidak dimatikan. Di beberapa negara, dibuatlah cola dengan beberapa varian rasa. Seperti jahe, cinnamon, cappuccino, hingga Pepsi Tarik yang memiliki rasa teh tarik di Malaysia.
Dari ketiga alternatif solusi yang kami tawarkan, tidak ada tembusan ke perusahaan besar cola tersebut. Tersebab ini hanyalah tugas kuliah.
**
Tiga puluh tahun menjelang, kejadian CR mendepak Coca Cola mengingatkanku pada tugas kuliah dulu. Tidak ada hubungannya, tapi ada sesuatu yang menggelitik.
Mungkin cara terbaik bagi Coca Cola adalah mengharapkan blunder yang dibuat oleh CR. Diharapkan performanya anjlok, dan prestasinya keok. Siapa tahu saja bisa menjadi isu. "Kutukan Coca Cola."
Nyatanya tidak. Ronaldo menggasak 2 gol ke gawang Hungary. Skor berakhir 3-0 bagi Portugal.
Terlepas dari insiden ini, bagi saya Coca Cola tidak akan mati. Secara finansial, harga valuasi perusahaan turun hingga 236 miliar dalam waktu 30 menit saja.
Tapi, secara jangka panjang, justru insiden ini akan berada pada benak konsumen. Ia akan selalu dikenang dengan caranya sendiri.
Bukankah tidak semua orang peduli dengan kesehatan? Bukankah tidak semua orang menyukai bola? Dan bukankah tidak semua orang menyukai Christiano Ronaldo.
Namun, sekali lagi ini hanyalah dugaan. Kadang apa yang dianggap buruk dalam sebuah strategi marketing, bisa berubah menjadi publisitas menguntungkan bagi produk yang dizolimi. Â