Suatu pagi di tahun 1964. Sebuah rapat rahasia dilakukan di Istana Negara. Bung Karno menghadirkan ajudan dan pengawal pribadinya.
Perintahnya jelas; "Apa pun yang terjadi, jangan biarkan Ibu Haryatie (istri ke-6 Soekarno) meninggalkan rumahnya."
Saat itu, Haryatie memang tidak tinggal dengan Soekarno. Ia memondoki sebuah rumah di Kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Kendati pribadi, tapi perintah datang dari orang nomor satu negeri ini. Soekarno ingin bertemu istrinya yang lain lagi. (Dikutip dari buku Sewindu Dekat Bung Karno, karya Bambang Widjarnako, asisten pribadi Soekarno).
Tapi, entah bagaimana perintah rahasia itu bocor ke telinga Haryatie. Sumbernya konon A1.
Dengan segera Haryatie memerintahkan anak buahnya. Instruksinya juga jelas, "Apa pun yang terjadi, saya harus keluar rumah."
 "Terpaksalah kami kerja keras. Bermacam aksi pun dilakoni," ungkap Bambang dalam bukunya.
**
Sang supir berlagak sigap ketika Haryatie memintanya menyiapkan mobil. Ia bergegas menuju mobil dan menyalakan mesin. Sesuai skenario yang diharapkan, mobil tersebut tetap diam.
Supir terlihat bingung. Bukan karena kondisi mobilnya, tapi menghadapi Haryatie yang marah-marah.
Sang supir masih sigap. Ia turun dari mobil dan membuka kap. Ingin mencaritahu apa penyebabnya. Namun, sesuai skenario, tetap saja tidak bisa menyala.