Pernah bertemu dengan orang yang suka selingkuh? Sering. Ada di sekitar kita.
Pernah bertemu dengan orang yang suka dicurigai selingkuh? Tanyalah kepada istrimu. Ada di sampingnya.
Ya, wajar jika setiap lelaki pantas dicurigai. Katanya sih, sudah ada dari sononya. Tapi, ada juga lho lelaki yang setia. Orangnya lagi membaca tulisan ini. Benar gak sih?
Nah, selingkuh itu terjadi karena berbagai alasan. Ada yang bilang karena kesepian, ada juga karena kesempatan, tapi yang lebih banyak karena kesempitan (baca: khilaf).
Apa pun itu selingkuh adalah momok bagi sebuah perkawinan. Orangtua biasanya menilai calon mantunya dari penampilan. Katanya mata yang jelajatan, artinya punya potensi besar sebagai tukang selingkuh.
Ada juga yang melihat keluarganya. Konon jika ayahnya tukang selingkuh, maka biasanya anaknya juga begitu. Sampai di sini muncullah bantuan dari segala jenis dunia mistis.
Dari Weton hingga Fengshui, semuanya ditilik dengan seksama. Semoga putri kita selamat, aman, dan terbebas dari tukang selingkuh.
Pertanyaan yang menarik;Â Apakah selingkuh memang adalah faktor genetika?
Setuju atau tidak, sayangnya memang demikian. Survei dilakukan oleh tim peneliti University of Pennsylvania yang mengatakan. Bahwa 71 persen partisipan wanita yang pernah selingkuh, punya ibu yang juga pernah selingkuh.
Lelaki tak mau ketinggalan. 45% yang pernah mendua, dulunya ayahnya juga begitu.
Apa alasannya? Para peneliti di State University of New York (SUNY), AS yang menjawabnya.
Mereka menemukan gen reseptor dopamine, bernama DRD4. Konon gen ini adalah setan yang bertanggung jawab terhadap kasus perselingkuhan setiap orang.
Menurut para peneliti, setiap orang memiliki perilaku seks yang berbeda-beda. Secara umum terbagi dua. Ada yang hanya dengan satu orang saja, ada juga yang suka gonta-ganti.
Nah, DRD4 ditemukan pada mereka yang memiliki sejarah tidak setia dengan pasangan. Walau demikian ada juga responden yang memiki gen ini, tapi tidak pernah berselingkuh.
Para peneliti tidak ingin buru-buru membuat kesimpulan. Mereka mengatakan masih diperlukan lagi banyak penelitian untuk melihat hubungan antara kebiasaan berselingkuh dengan faktor genetik.
Mari kita mulai dari rangsangan
Seks itu adalah kebutuhan. Kegiatan biologis untuk mendapatkan keturunan. Tidak heran paketnya lengkap berada dalam tubuh.
Kemampuan untuk reproduksi didukung oleh fisik. Ada alat kelamin yang perkasa dan subur.
Juga didorong oleh faktor hasrat. Ada otak yang mengatakan bahwa seks itu menyenangkan. Hormon dopamin namanya. Hormon yang sama yang memberikan kita rasa senang dan bergairah.
Namun, kemampuan hormon dopamin bagi setiap manusia itu berbeda. Ada yang mudah merasa puas, ada pula yang susah merasa cukup.
Nah, inilah yang dimaksud oleh para peneliti dari SUNY. Mereka mengatakan bahwa orang dengan reseptor DRD4 secara alamiah membutuhkan rangsangan yang lebih besar untuk merasakan kepuasan.
Dengan demikian, (meski belum tentu benar) memiliki potensi yang lebih besar untuk berselingkuh, atau minimal "jajan."
Secara sederhana, Garcia, Kepala Peneliti di SUNY memberi contoh;
"Bagaikan orang yang bersemangat setelah naik roller coaster, orang-orang dengan gen DRD4 akan mengulangi petualangan erotis terlarang itu, lagi dan lagi."
Menariknya, Garcia juga mengatakan bahwa gen DRD4 adalah warisan orangtua.
**
Kendati sains telah melihat adanya hubungan kasus perselingkuhan dan faktor biologis, harus diingat itu bukanlah satu-satunya masalah. Masih banyak faktor eksternal pendukung lainnya.
Dalam ilmu Numerologi, potensi perselingkuhan bisa terlihat dari strutur angka tanggal lahir dan nama. Ada dua penyebab. Faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal berasal dari lingkungan, pengaruh teman, konsumsi alkohol, masalah ekonomi, hingga harmonisnya hubungan dengan pasangan.
Sementara, saya sering menghubungkan faktor internal dengan "takdir." Bahwa perselingkuhan terjadi karena adanya dua insan yang harus saling dipertemukan.
Namun, setelah adanya kenyataan mengenai gen DRD4 ini, mungkin penjelasan Numerologi bisa dilengkapi. Bahwa faktor internal berasal dari gen yang didapatkan dari keturunan.
Pada akhirnya akan kembali kepada diri Anda sendiri. Apakah tetap setia dengan pasangan atau memilih untuk mendua. Namun, ingatlah segala konsekuensi yang bisa timbul dari segala keputusanmu. Bersikaplah dewasa!
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H