Dalam kenyataanya tidak demikian. Saat pembebasan Prancis usai, para wanita justru berbondong-bondong menyuarakan keperihannya. Tentara Amerika yang perkasa dituduh memperkosa.
Dalam bukunya, Professor Mary Louise Robert menambahkan setidaknya ada 3.500 kasus pemerkosaan selama AS menduduki Prancis. dari pertengahan tahun 1944 hingga 1945.
Memang kampanye hitam yang dilakukan militer Amerika menjadi penyebab utama. Namun, situasi dalam negeri Prancis juga mengamini.
Baca juga:Â D-Day: Nasib Mengenaskan Wanita Prancis di Tangan Militer Sekutu
Para wanita mengalami pelecehan dan kekerasan seksual oleh kaum lelakinya sendiri. Alasannya? Sakit hati. Para perempuan dihukum karena pernah menjalin kisah asmara dengan tentara Jerman.
Mereka dituduh sebagai pengkhianat. Istilah yang diberikan adalah "Kolaborasi Horisontal."
Mereka dipermalukan. Kepalanya digunduli. Diarak keliling kota layaknya karnaval.
Warga setempat bisa menghina mereka. Mengatai apa pun yang ingin dikatai.
Tubuh mereka ditelanjangi. Dioleh dengan tar atau arang. Warna hitam pada tubuh menandakan dosa yang telah dilakukan.
Lebih ekstrimnya, mereka diludahi, dipukul, dilempari batu. Tidak sedikit yang meninggal.
Warga Perancis menyebut hukuman tersebut sebagai "epuration sauvage," yang berarti "pembersihan liar."