Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

D-Day: Nasib Mengenaskan Wanita Prancis di Tangan Militer Sekutu

8 Juni 2021   11:45 Diperbarui: 8 Juni 2021   12:15 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentara Soviet melakukan aksi biadab pada saat invasi ke Jerman. Para perempuan tak berdaya diperkosa.

Apa yang dilakukan oleh Tentara Merah di Jerman, konon adalah aksi balas dendam. Perintah Komandan dan pembiaran Stalin diterjemahkan dengan brutal.

Kemenangan atas Jerman-NAZI mengakhiri episode kelam Perang Dunia II (PD II). Tentara sekutu muncul sebagai pemenang.

Siapa yang menang, ia yang berkoar. Namun, setelah PD II selesai, dua negara saling bersuar. Amerika dan Uni Soviet. Judulnya: Perang Dingin.

Baca juga: Ketika Perempuan-perempuan Jerman Diperkosa Tentara Merah

Mulai dari adu senjata hingga propaganda. Takada yang saling mengalah. Kejadian pemerkosaan perempuan Jerman digunakan oleh Amerika untuk menjatuhkan reputasi Soviet.

Terlebih lagi, setelah kalah perang, ada dua kubu yang berada di sana. Jerman Barat dan Blok Timur.

Namun, tentara sekutu lainnya bukannya tidak ada pada saat Tentara Merah melakukan aksinya. Mereka melakukan pembiaran. Jerman di kala itu adalah musuh bersama. 

Padahal apa yang dilakukan oleh tentara AS dan sekutunya tidak juga tidak kalah mengerikan. Sejarawan Barat hanya menutup mata saja.

Saat Tentara Datang

Sejarawan Jerman, Professor Miriam Gebhardt dalam bukunya; "Saat Tentara Datang," mengungkapkan data yang jelas;

Tentara Inggris memperkosa 45.000 wanita Jerman selama satu dekade masa invasi sekutu. Prancis 50.000, dan Amerika Serikat 190.000.

Ini terjadi sejak Jerman kalah perang dan Jerman Barat terbentuk. Periodenya adalah 1945-1955.

Data tersebut baru yang terungkap. Total kebrutalan yang dilakukan pasukan sekutu bisa lebih besar. Mencapai perkiraan 860.000 perempuan.

Kekejaman Pasukan Amerika

Salah satu kisah yang paling mengerikan dalam buku tersebut adalah ulah Blake W. Mariano. Ia adalah pasukan Batalion Tank 191.

Mereka sukses menduduki Jerman melalui perjalanan panjang. Afrika lalu masuk dari Italia. Desa Lauf, Barat Daya Jerman tempat mereka berkedudukan.

Tanggal 15 April 1945, pasukan Mariano berpesta merayakan kemenangannya. Dalam keadaan mabuk, mereka menemukan sebuah bunker rahasia. Di dalamnya terdapat 17 orang warga sipil yang menyembunyikan diri.

Lalu Mariano dan seorang rekannya menarik keluar gadis yang Bernama Elfriede. Ia berusia 21 tahun.

Gadis malang itu diperkosa bergilir oleh para tentara. Belum puas, mereka kembali ke bunker lagi. Kali ini giliran Martha. Usianya 41 tahun.

Ternyata Martha sedang menstruasi. Kesal, Mariano menembaknya. Martha meninggal kehabisan darah.

Pilihan berikutnya jatuh pada seorang wanita berusia 54 tahun. Namanya Babette, usia 54 tahun. Ia juga menjadi korban kejamnya pasukan Amerika dan sekutunya.

Baca juga: Pemerkosaan Massal Tentara Merah, Bunuh Diri Massal Wanita Jerman

Iblis Tak Membeda-bedakan

Iblis tak mengenal perbedaan. Seperti itulah yang disematkan pada tindakan brutal milter Amerika dan sekutunya.

D-Day adalah masa di mana pasukan sekutu memenangkan peperangan. Daerah yang dulunya dikuasai NAZI, kita telah bebas. Termasuk Prancis.

Namun, apa yang diharapkan oleh warga Prancis, ternyata berbeda. Tentara sekutu tidak lebih baik dari militer NAZI.

Selama masa invasi, tentara Amerika merayakan dengan caranya tersendiri. Mabuk dan pesta seks. Hal ini terungkap dalam buku karya Professor Mary Louise Robert, "What Soldiers Do; Sex and The American GI in World War II France."

Kisah Elizabeth, PSK Prancis

Sebuah cerita mengenai Elizabeth. Ia adalah wanita penghibur. Selama pendudukan Jerman, sudah terbiasa melayani militer NAZI.

Kali ini ia mendapat klien. Seorang tentara Amerika muda dan tampan. Ia menaikkan tiga jarinya. Artinya 300 francs untuk jasa layanannya.

Sang pemuda menaikkan dua jari. Mencoba menawar 200.

Elizabeth tak sudi. Tiga ratus atau tidak sama sekali.

Tentara itu tak mau kalah. Elizabeth tidak jadi dipakai. Kalung emasnya pun raib. Digunakan untuk memodali PSK Prancis lainnya.

Hilangnya Mitos Kegagahan Tentara Amerika

Professor Mary mengatakan, bukunya akan menghilangkan mitos tentang kegagahan militer Amerika.

"Mahluk jantan yang selalu berperilaku terhormat. Ternyata sama saja, seks di mana saja dan dimana-mana," pungkas Professor Mary, dikutip dari bukunya.

Wanita Prancis, seharusnya dilindungi. Mereka adalah korban, seharusnya merayakan kemenangan.

Tapi, tidak. Perkosaan terjadi di mana-mana. Di taman, reruntuhan, hingga kuburan. Dari tengah malam, hingga siang benderang.

Pemerintah Amerika memang tidak tinggal diam. 152 telah diadili dan dinyatakan bersalah. 29 di antaranya dihukum mati. Kendati demikian, trauma yang diterima para korban sangat tidak adil.

Wanita Prancis Sebagai Insentif Perang

Mengapa Tentara Amerika Memperkosa Sekutunya? Ternyata ada hubungan dengan propaganda.

Sebuah riset mengungkapkan, kekuatan tentara Amerika menerobos bahaya didukung dengan sebuah harapan. Bercinta dengan wanita yang dibebaskan.

Dalam ekspedisi militer berbahaya, moral perlu diangkat. Para tentara Amerika dijejali dengan fantasi. Para wanita akan berterima kasih dengan aksi heroik mereka. Sebagai tanda, mereka akan siap bercinta.

Iming-iming ini diperkuat dengan dongeng dari para tentara yang pernah bertugas di Prancis selama PD I. Mereka akan menceritakan betapa ramahnya perempuan Prancis melayani mereka.

Ini ditambah lagi dengan Image wanita Prancis bagi orang Amerika. Sejak zaman Marie Antoneitte hingga Paris Modern, wanita Prancis dikenal dengan keanggungannya. Cantik, seksi dan pandai berbusana.

Keterlibatan Militer Amerika "Menjual" Wanita Prancis

Lebih parahnya lagi, cerita-cerita tersebut bahkan terkesan "dijual" oleh militer Amerika. Ada semacam pembiaran

Dalam bukunya, Professor Mary Louise Roberts, mengatakan;

"[...] militer AS menampilkan gambar-gambar wanita Prancis mencium tentara Amerika dalam koran resminya, Stars and Stripes. [...]."

Jadilah perang sebagai sebuah petualangan erotis. Tentara yang selamat kemudian menagih janji mereka. Sayangnya, tidak seperti yang dibayangkan.

Banyak wanita Prancis yang menolak ketika diajak bercinta. Pemerkosaan pun terjadi. Hal ini diperparah lagi dengan aksi balas dendam lelaki Prancis.

Banyak di antara mereka yang tidak bisa menerima kenyataan jika para wanitanya telah melayani tentara Jerman selama pendudukan. Balas dendam pun dilayangkan.

Sebagai hukuman, aksi penggundulan terjadi di mana-mana. Para wanita yang dianggap hina diarak keliling kota.

Dan... pemerkosaan perempuan Prancis oleh lelakinya sendiri pun terjadi dalam diam.

Referensi: 1 2 3 4 5

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun