Hubungan tak disetujui, cinta sudah terlanjur mekar. Soekemi menicintai Nyoman Rai, meski harus bersabar. Nyoman Rai dibawa kabur, Buleleng gempar.
Mereka akhirnya ditemukan di Singaraja. Tempat saudara Nyoman Rai berada. Ketika ditemukan, pengadilan adat pun digelar.
"Nyoman Rai, maukah engkau menikahi Soekemi?"Â Tanya pengadilan adat.
"Iya, saya bersedia," Nyoman Rai menjawab lantang.
Pengadilan adat pun memutuskan, gelar kebangsawanan Nyoman Rai dicabut. Ia juga tidak diperkenankan membawa barang dari rumahnya. Bahkan baju yang dibeli oleh kedua orangtuanya.
Dalam adat bali, disebut mekutang atau dibuang. Tapi, bukan dalam arti harafiah. Orangtua Nyoman Rai sebenarnya merestui. Namun, atas nama adat semua harus terjadi.
"Sebagai perempuan yang baik, berbaktilah pada suamimu," pesan orangtua Nyoman Rai.
Mereka resmi menikah pada 15 Juni 1897. Selama setahun tinggal di Buleleng. Raden Soekarmini adalah putri pertamanya. Lahir di tahun 1898.
Setelah itu mereka pindah ke Surabaya. Menumpangi kapal dari Pelabuhan Buleleng. Di saat itu, Nyoman Rai tak sadar jika ia sedang hamil.
Kejadian misterius terjadi. Kapal tidak bisa bergerak, padahal tidak ada kerusakan mesin. Jangkar pun sudah ditarik, kapal dalam keadaan normal.
Selagi semua kebingungan, seorang pandita beraksi. Matanya tertuju kepada Nyoman Rai.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!