Kayu yang digunakan juga bukan sembarang kayu. Katanya berasal dari pegunungan Kalak di Ponorogo. Konon sering digunakan sebagai benda-benda kanuragan (ilmu bela diri supranatural).
Suatu waktu Seokarno yang mendengarkan kabar tersebut langsung membantah. Menurutnya benda tersebut hanyalah tongkat biasa.
"Lho, in ikan hanya kayu biasa. Dibuat oleh manusia yang doyan nasi juga," ujarnya dikutip dari buku Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967.
Gagal dengan tongkat, kini mulut yang jadi sasarannya. Soekarno di era tersebut tak pernah lepas dari pengkultusan.
Pernah suatu waktu ada seorang petani di Jawa yang datang kepada Soekarno. Ia lantas meminta air kepada dirinya. Tujuannya untuk menyembuhkan anaknya yang sedang sakit.
Yang terjadi, anak tersebut benar-benar sembuh setelah meminum air pemberian Soekarno. Padahal, Soekarno hanya memberinya air ledeng biasa tanpa doa.
"Dia yakin air yang kuberikan padanya bisa menyembuhkan. Aku tidak bisa berdebat denganya, karena dia orang Jawa yang percaya mistik. Dia yakin jika anaknya bisa meninggal kalau tidak mendapat obat dariku," kata Soekarno dikutip dari buku Penyambung Lidah Rakyat, karya Cindy Adams. Â
Bukan hanya air, makanan sisa Soekarno pun dianggap bertuah. Legenda yang beredar, konon dengan memakannya, seseorang akan ketularan kesaktian Soekarno.
Di sebuah kampung di Jawa Tengah, seorang ibu pernah berbisik kepada pelayan. "Tolong piring presiden Soekarno jangan diberesin dulu."
Ia meminta sisa makanan Soekarno karena sedang hamil. Ia berharap agar anaknya kelak mirip Soekarno. Tampan, pemberani, dan pembela rakyat.
Semuanya tentu mitos. Sosok Soekarno selalu menjadi perbincangan. Menyasar hingga ke urusan gaib. Kisah mistis beredar, akan selalu menyebar.