Saya bertemu dengan Robby Habibi. Sahabat lama dari asosiasi pembicara publik, IPSA. Kedatangannya di kota Makassar untuk membawakan acara motivasi bagi para pebisnis sebuah perusahaan multilevel.
Namun, dia bukan hanya seorang motivator. Bang Robby, demikian aku menyapanya, adalah seorang pebisnis. Bidang yang digelutinya adalah bisnis multilevel yang sama dengan yang ia pandu pada hari itu.
Saya harus mengacungkan jempol baginya. Pandai melihat peluang, hingga kini bisnisnya telah beromzet sekian miliar. Namun, bukan itu yang akan aku bahas di sini.
"Saya memulai bisnis dari garasi mobil," demikian ujar Bang Robby.
Frasa ini terasa familiar bukan? Saya langsung bisa mengingat deretan pebisnis sukses yang memulai bisnisnya dari "garasi mobil."
Salah satu di antaranya adalah orang paling tajir sedunia, pemilik bisnis Amazon.com, Jeff Bezos.
Bukan rahasia lagi jika garasi rumahnya benar-benar dijadikan sebagai kantor pertamanya. Yang ia lakukan adalah menjual buku saja secara daring. Coba lihat gambarnya;
Apakah bisnis yang ingin besar seharusnya dari garasi? Atau apakah garasi adalah titik Fengshui yang paling bagus di dalam rumah?
Hanya Istilah Saja
Jadi, "garasi mobil" adalah bahasa metafora. Melambangkan tempat yang paling kotor dalam rumah. Jauh dari kemewahan, fasilitas, dan terkesan tidak punya modal usaha yang besar.
Menjadi heboh, karena peluh dan air mata bercampur jadi satu. Padahal belum tentu demikian.
Dengan demikian, pengusaha tajir, generasi kedua, atau pengusaha dengan bantuan modal besar, bukan pengusaha garasi mobil. Meskipun ia memulai usahanya dari nol.
**
Menjadi pengusaha adalah pilihan. Bisa dimulai kapan saja. Apakah sejak tamat sekolah, atau setelah berhenti kerja. Sewaktu menjadi pengusaha "non-garasi," ayah sudah memberiku sebuah petuah.
Petuah itu ia dapatkan dari seorang pengusaha besar asal kota Surabaya yang menjadi suppliernya tatkala ia baru saja memulai usahanya.
"Thiang-ze, Ti-li, Ren-Ho."
Terjemahannya adalah Takdir Langit, Dukungan Bumi, dan Usaha Manusia. Ketiga unsur ini merupakan faktor pendukung keberhasilan seseorang. Masing-masing memiliki bobot yang sama besar, yaitu sepertiga.
Takdir adalah jalan hidupmu. Usaha Manusia adalah apa yang dilakukan. Sementara dukungan bumi adalah timbal balik dari apa yang telah kita lakukan.
Takdir langit memang tidak bisa diprediksi. Tapi, Dukungan Bumi dan Usaha Manusia adalah dua hal yang bisa dicari.
Dengan demikian, menjadi seorang pengusaha tidak melulu masalah takdir. Tekad dan usaha sudah memenuhi syarat dua pertiga sebuah kesuksesan.
Bagi Anda yang ingin menjadi pengusaha, maka ada beberapa tip yang mungkin bisa dipertimbangkan.
Memulai Dari Hobi
Banyak contoh usaha yang dimuali dari hobi. Salah satunya adakah William Harley dan Arthur Davidson. Mereka memulai usahanya dengan mengutak-atik hobi memodifikasi motor di tahun 1903.
Hasilnya, lahirlah Moge Harley-Davidson yang mendunia. Mereka bahkan menjadi penghasil sepeda motor teebesar selama periode Perang Dunia I.
Setiap orang pasti memilki hobi, tapi tidak semua orang bisa memanfaatkan hobinya menjadi peluang. Tapi, yang terpenting di sini adalah cintai usahamu.
Dengan rasa cinta, kamu akan memiliki lebih banyak peluang untuk berinovasi dengan mengembangkan usahamu. Yang paling harus dihindari adalah gaya ikut-ikutan.
Meskipun rumput tetangga lebih hijau kelihatannya, janganlah mengikuti usaha yang mereka lakoni jika tidak sesuai dengan kata hatimu.
Fokus Pada Pelanggan
Bisnis adalah pelanggan. Jangan harap menjual sesuatu yang tidak disukai pelanggan. Amir (nama samaran) adalah seorang prodigi di bidang teknologi. Setelah ia lulus kuliah, ia bekerja sebagai programmer pada sebuah perusahaan multinasional.
Sepuluh tahun lalu, ia kena musibah. Perusahaannya mencabut investasinya dari Indonesia. Amir pun bertekad menjadi pengusaha. Ia menciptakan sebuah telpon dengan sistem internet.
Amir menceritakan pada diriku jika telpon tersebut bisa dipasang di rumah dan digunakan sebagaimana biasanya tanpa harus bayar pulsa.
Namun, setelah saya memperkenalkannya dengan whatssapp call, Amir terheran-heran. Ia mungkin terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu. Ia mungkin juga lupa bahwa teknologi berkembang demikian cepatnya, sehingga inovasinya yang baru pun terasa usang.
Memisahkan Uang untuk Usaha dan Pribadi
Kesalahan terbesar dari seorang pengusaha pemula adalah mencampur adukkan urusan bisnis dan pribadi. Pada saat kita menyisihkan sejumlah uang untuk bisnis, pastikan jika sejumlah uang telah tersedia untuk keperluan pribadi.
Hasil usaha bisa digunakan, tapi perlakuannya seperti gaji. Jumlah fix bulanan dialokasikan untuk keperluan rumah tangga. Sehingga budget tersebut bisa dianggarkan secara proporsional dan jelas.
Seorang kawan yang baru merintis usaha bahkan bekerja paruh waktu sebagai penjual asuransi. Tersebab ia tidak ingin duit usahanya habis digunakan untuk keperluan pribadi. Â
Melihat Peluang Jangka Panjang
Pada saat semua tetangga menyulap garasi mobilnya menjadi wartel, kamu pun ikut-ikutan. Sangat tidak disarankan. Wartel memang dibutuhkan, tapi kalau terlalu banyak, akhirnya permusuhan antara tetangga pun terjadi.
Bisa saja membuat sebuah usaha yang sudah umum, tapi tentukan apa kelebihan kamu. Cara yang terbaik tentunya melalui pelayanan. Bisnis tidak melulu tentang banting harga.
Namun, jika ada peluang yang belum banyak dilirik orang lain, maka di situlah kuncinya. Pada saat Nadiem Makarim memulai Gojek, ide itu bukanlah yang pertama. Sebelumnya sudah ada Uber di Amerika yang menyediakan jasa taksi secara daring.
Tapi, di Indonesia lebih banyak motor. Jasa ojek luring juga berjubel. Nadiem melihat peluang itu dan berhasil mengeksekusinya dengan baik.
Tidak Mudah Puas
Dalam dunia yang kompetitif, kepuasan akan menjadi sangat mematikan. Rasa puas bisa saja, tapi jangan sampai terlena. Berada di zona nyaman itu berbahaya.
Perasaan tidak puas di sini bukan berarti rakus. Namun, senantiasa melihat kekurangan diri apa adanya dan selalu berusaha untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Bergaulah seluas mungkin. Jangan pernah mencari informasi melalui segelintir orang saja. Bukalah pergaulanmu, luaskan cakrawalamu. Percayalah informasi itu penting.
**
Lantas, apa hubungannya dengan garasi mobil? Sekali lagi itu hanyalah bahasa metafora. Melambangkan tempat yang paling kotor dalam rumah. Jauh dari kemewahan, fasilitas, dan terkesan tidak punya modal usaha yang besar.
Menandakan bahwa manusia kadang akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya jika berhadapan dengan hal yang paling sulit dalam hidupnya.
Batasan paling bawah adalah jurang yang paling dalam. Terjatuh di dalamnya tidak berarti hancur. Anda hanya memulai dari dasar paling bawah saja.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menapaki anak tangga. Ujung teratas adalah batasan impian yang tak pernah usai.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H