Undang-undang penyiaran Inggris kemudian menjadikannya sebagai tersangka. Namun, Bates yang kala itu berusia 46 tahun tidak mau menyerah begitu saja. Ia pun mengingat Fort Roughs yang sudah tidak bertuan sejak perang dunia selesai.
Bersama istrinya, Joan, dan dua anaknya Penelope dan Michael yang masih remaja, mereka pun eksodus ke bekas benteng tersebut. Berada di sana untuk beberapa saat, akhirnya pada tanggal 2 September 1967, Roy Bates mendeklarasikannya sebagai negara bebas merdeka.
Mengapa 2 September 1967? Karena itu adalah hari ulangtahun istrinya, Joan. Di saat yang sama, ia juga memberikan gelar Princess bagi istri dan putrinya, serta Pangeran bagi putranya.
Layaknya sebuah negara, Kerajaan Sealand juga memiliki bendera, paspor, prangko, bahkan mata uang bernama Sealand Dollar yang nilainya setara dengan 1 dollar Amerika.
Tapi, tidak dijelaskan lebih jauh lagi apa yang terjadi. Konon Bates mampu mempertahankan "serangan" dari Kerajaan Inggris tersebut dan tetap memerdekakan diri hingga sekarang.
Salah satu penyebabnya karena benteng ini ternyata dibangun di perairan internasional tak bertuan. Inilah hal yang dipahami oleh Bates dan tidak disadari oleh pemerintah Inggris saat itu.
Atau bisa juga karena pemerintah Inggris tidak mau repot-repot mencari seseorang yang mau mengurusi benteng tua tersebut. Lagipula, Bates sendiri tidak menimbulkan aksi macam-macam terhadap kedaulatan negara tetangganya.
Pemerintahan Kerajaan Sealand juga bukan orang-orang ambisius yang ingin berbuat kekacauan. Sejak Roy Bates meninggal dunia pada 2 Oktober 2012, adalah William anaknya yang menjadi penerus kerajaan ini.
Dikutip dari sumber (kumparan), menurut Raja Michael, tidak masalah mereka mendapatkan pengakuan dari dunia. Yang terpenting adalah mereka tidak menimbulkan masalah dan bisa menjalankan kehidupan sehari-harinya.