Namanya keren, Rene Louis Conrad. Tampan, berwajah indo. Masih muda, gondrong, dan kuliah di ITB pula.
Sore itu, ia sedang mengendarai motor Harley Davidsonnya. Berboncengan dengan Ganti Brahmana melintasi gedung ITB. Rene tak tahu apa yang barusan terjadi di dalam kampus ITB.
Yang ia tahu adalah dirinya diludahi dari atas truk yang ditumpangi oleh taruna Akpol. Tentu saja ia marah dan bertanya siapa yang meludahinya.
Tantangan pun diberikan, "siapa yang berani turun."
Tantangan berbuah musibah. Seluruh taruna dalam mobil turun mengeroyok Rene. Ganti melarikan diri. Tidak dikejar. Rene jadi sasaran
Rene kewalahan. Menerima bogem mentah dari para pengeroyok yang emosi. Ia terperosok ke dalam got. Dalam keadaan tak berdaya, Rene masih dianiaya.
Teman sekampusnya yang melihat kejadian tersebut hendak membantu. Tapi, ditahan oleh polisi bersenjata lengkap. Sebagian kena popor, sebagian dipukul, sebagian lagi harus masuk rumah sakit.
Dalam situasi kacau, bunyi tembakan terdengar. Rene tersungkur bersimbah darah. Para taruna yang panik kemudian mengangkut tubuhnya. Dibawa entah kemana.
Ganti Brahmana bersama beberapa kawan ITB mencari Rene kemana-mana. Rumah sakit ditelusuri, kantor polisi dijejaki, para polisi diinterogasi.
Hingga Rene ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar di Poltabes Bandung, jalan Merdeka. Jasadnya dalam kondisi mengenaskan. Hampir saja kantor polisi jadi sasaran amukan massa.
Mahasiswa ITB marah. Menggelar unjuk rasa besar-besaran di kota Bandung. Kendaraan umum disweeping, anggota militer akan diturunkan dan diusir. Para taruna dilarang keluar dari pos atau barak. Mereka akan menjadi sasarannya.