Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Seberapa dalam Lautan, Sejauh Mana Kita Mengeksplorasinya?

29 April 2021   05:19 Diperbarui: 29 April 2021   05:37 2547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seberapa Dalam Lautan, Sejauh Mana Kita Mengeksplorasinya? (liputan6.com)

KRI Nanggala-402 akhirnya ditemukan pada hari Minggu, 25.04.2021. Kondisinya terbelah menjadi 3 bagian dan berada pada kedalaman 850 meter di bawah permukaan laut.

Pakar Kapal Selam dari Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya, Wisnu Wardhana menjelaskan 3 faktor penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Ketiga faktor tersebut adalah; 1) Tidak berfungsinya Air Ballast, pengatur ketinggian penyelaman kapal, 2) Tidak berfungsinya Hydroplane atau sayap di badan kapal, dan 3) Pressure Hull yang membuat kapal tersebut hancur akibat tekanan air yang besar.

Nanggala-402 adalah Kapal Selam buatan Jerman 40 tahun lalu. Dengan teknologi jadul, batas kedalaman hanya sampai pada 300 meter. Namun, mengingat usia, maka Nanggala-402 dianjurkan sebatas kedalaman 200 meter saja. (cnnindonesia).

Pertanyaan selanjutnya, sedalam apakah sebuah kapal selam buatan modern bisa menyelam? Ternyata hingga saat ini rekor dimiliki China, yaitu Kapal Selam Fendouzhe.

Kapal ini mampu menyentuh hingga ke kedalaman sekitar 10.909 meter alias 10 kilometer dari permukaan laut. Misi dimulai pada 10 Oktober 2020 dan kembali pada 28 November 2020.

Kapal ini bukanlah jenis kapal selam tempur seperti Nanggala-402. Ia adalah kapal selam yang dibuat untuk penelitian. Dari sisi fungsi, kapal selam perang tidak memerlukan kemampuan menyelam yang terlalu dalam. Tersebab pertempuran berada pada dasar laut yang masih terjangkau.

Sementara untuk kepentingan penelitian, dalamnya lautan menjadi tolak ukur sentuhan manusia. Rekor penyelaman Fendouzhe mencapai perkiraan terdalam dasar laut, yaitu Palung Mariana di Pasifik.

Kendati telah mencapai kedalaman yang fantastis, tetap saja misteri lautan belum seluruhnya tersentuh. Lautan terlalu luas.

Mengapa Manusia Ingin Menyentuh Dasar Lautan?

Sedari kecil fantasi kita telah diulik. Mulai dari kisah putri duyung hingga gurita raksasa dalam film seri "Voyage to the Bottom of the Sea." Namun, bukan hanya anak kecil saja yang meyakini misteri dasar lautan, para saintis juga.

Selama 1 dekade terakhir, penelitian ke dasar lautan telah menjadi perlombaan antar ilmuwan dan negara. Lautan memiliki daya tariknya sendiri. Berada dekat dengan manusia, tapi tidak kalah susah dengan penelitian luar angkasa.

Perlombaan dimulai sejak tahun 1872. Adalah HMS Challenger, sebuah kapal Angkatan Laut Inggris yang mengadakan ekspedisi untuk mengukur kedalaman laut di beberapa titik dunia.

Cara yang digunakan sangat sederhana. Mereka menggunakan tali dan TNT (bahan peledak). Selama empat tahun berlayar, awak kapal Challenger menemukan zona yang terdalam berada di Pasifik Barat, yaitu Palung Mariana.

Dengan perkembangan teknologi, sistem Sonar (Sound Navigation and Ranging), Palung Mariana diketahui memiliki dalam hampir 11 kilometer. Lebih tinggi dari Puncak tertinggi dunia, Everest, yang hanya berkisar 8 kilometer saja.

Tujuan utama dari eksplorasi dasar lautan adalah untuk melihat bagaimana bumi bekerja. Karena tempatnya yang jauh di bawah sana dan belum tersentuh oleh manusia, ilmuwan sadar bahwa sampel yang diperoleh dari dasar laut bisa mengisahkan sejarah bumi dengan lebih jelas.

Pun halnya dengan kehidupan di dasar laut yang masih belum banyak diketahui. Konon hewan mitos seperti Kraken si gurita raksasa, dan hiu megalodon, masih berada di sana. Ini belum termasuk berbagai jenis tumbuhan laut, ikan, cacing, kerang, atau mikroorganisme lainnya yang belum dikenal oleh manusia.

Meski demikian, konsep ini masihlah dugaan. Semakin dalam lautan, semakin besar tekanan air. Cahaya, oksigen, dan sumber makanan pun sangat langka. Secara teori, tidak banyak mahluk hidup yang bisa bertahan di sana.

Tapi, kita tidak pernah tahu, Ahli Biologi kelautan, John Copley mengatakan kepada Scientific American, bahwa;

"Meskipun dengan segala peralatan canggih yang kita miliki, baru lima persen isi laut yang kita pahami -- termasuk berbagai jenis mahluk di dalamnya."

Mungkin betul jika keserakahan adalah kunci dari motivasi manusia. Berbagai negara berlomba mengeksplorasi lautan demi satu tujuan. Harta karun.

Deposit mineral diperkirakan banyak tersimpan di dasar lautan dalam. Benda seperti emas, tembaga, hingga kemungkinan mineral langka bisa saja berada di sana.

Tentunya hal ini senada degan fakta bahwa cadangan mineral di daratan semakin menipis. Eksplorasi tambang mampu menyumbangkan 225 miliar dollar Amerika dalam setahun. Sementara, luas lautan mencakup dua per tiga dari struktur bumi. Suatu kenyataan yang sangat menggiurkan.

Jauh sebelum manusia berhasil mengeksplorasi dasar lautan, sudah ada satu bukti bahwa keserakahan manusia telah mencapai titik terdalam lautan.

Adalah Victor Vescovo asal Amerika Serikat yang memecahkan rekor jelajah kapal selam terdalam sepanjang sejarah.

Dalam eksplorasinya, Velosco dan timnya menemukan banyak spesies baru di dasar lautan. Tapi, ia juga menemukan benda yang sangat dikenal, yaitu kantong plastik dan bungkus permen.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun