Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemerkosaan Nanking, Asal Muasal Terbentuknya Jugun Ianfu

26 April 2021   05:44 Diperbarui: 26 April 2021   07:00 6802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayat selama masa perang pasific (wikipedia.org)

Tentara Jepang dibagi dalam 3 grup. Nakajima Kesago memimpin dari arah barat melewati Sungai Yangtze. Matsui Iwane dan seorang Jenderal yang juga anggota kerajaan, Pangeran Asayaka Yasuhiko, memimpin grup kedua dan ketiga.

Pangeran Asayaka adalah paman dari Kaisar Hirohito. Secara diplomatis, ia memiliki kekuasaan yang cukup tinggi untuk bala tentara Dai-Nippon.

Untuk mempercepat mengakhiri perlawanan, Jepang menawarkan perlakuan adil bagi pasukan yang menyerah. Tapi, hal tersebut menjadi masalah baru bagi Jepang setelah pasukan China menyerah.

Tidak ada makanan, tidak ada ruang penampungan tawanan perang yang besar, dan kekhwatiran pemberontakan lanjutan yang dapat membahayakan nyawa tentara kekaisaran.

Akhirnya, militer Jepang mendapatkan perintah langsung dari sang pangeran, yang berbunyi;

"Semua tawanan harus dieksekusi. Dilakukan dalam kelompok kecil. Dua belas orang sekali bunuh. Dilakukan secara terpisah."

Amaran yang Memicu Kebrutalan

Mayat selama masa perang pasific (wikipedia.org)
Mayat selama masa perang pasific (wikipedia.org)
Amaran pun dilaksanakan, seluruh personel militer China dieksekusi. Namun, ada semacam pesan tersembunyi di balik titah. Tentara jepang bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Kebrutalan pun terjadi. Di hari kedua, penjarahan sudah terjadi. Para tentara jepang mengambil apa saja yang tersisa. Warga sipil merasakan neraka. Semuanya dibantai dengan keji. Tidak memandang usia.

Bagi para perwira, aksi pembunuhan dijadikan permainan. Sebuah majalah di Jepang menulis tentang kompetisi antara dua tentara. Toshiaki dan Tshuyoshi. Aturannya jelas. Siapa yang bisa membunuh 100 orang pertama dengan samurai adalah pemenangnya.

Setelah perang selesai Noda mengakui mengisahkan tentang kompetisi yang mereka lakukan. Para korban disuruh untuk berdiri berbaris. Kedua perwira tersebut lantas berlomba menebas mereka dari ujung ke ujung.

Di akhir wawancara, Noda bahkan mencemoh korbannya dengan mengatakan, "Tentara China itu sangat bodoh, membiarkan diri mereka terbunuh. Ini bukan masalah besar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun