Perhimpunan INTI juga berkomitmen untuk tidak bernaung atau mengikatkan diri kepada salah satu partai politik dan terbuka bagi semua WNI yang setuju pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta tujuan organisasi.
Dengan demikian, meskipun ada embel-embel Tionghoanya, organisasi ini tidak tertutup bagi suku lain yang sehati untuk berjuang bersama.
Jujur bagian ini lah yang paling kusukai. Saya sering berseloroh dengan teman-teman organisasi.
"Jadi kalau tidak mau dikatai 'Cina' janganlah jadi 'Cina.'"
Tentu yang saya maksud dengan "Cina" di sini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan warga Tionghoa. Semangat kebangsaan memang seharusnya sesuai dengan visi organisasi ini. Pembauran adalah hal yang harus dihormati.
**
Tanpa disadari, ini adalah tahun kelima saya bergabung dengan organisasi ini. Persepsi "buang-buang waktu" yang kuyakini dulu, sekarang tidak sama sekali.
Memang kerja ini tidak dinilai dengan uang. Bahkan kadang sampai harus mengocek kantung sendiri. Tekor judulnya.
Tapi, banyak sekali manfaat yang kudapatkan dari hasil "kerja sampinganku" ini.
Belajar Sesuatu yang Baru
Begitu menerima mandat organisasi, pak ketua langsung menjejaliku dengan tumpukan tugas. Semuanya hal baru, tapi justru saya syukuri.
Termasuk turut menukangi terbitnya majalah bulanan Warta Inti Sulsel.