Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ternyata "Cebok" Bisa Menguatkan Iman dan Imron

29 Maret 2021   10:55 Diperbarui: 29 Maret 2021   11:20 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda adalah seorang kidal atau 'kadal?' Tangan mana yang Anda gunakan untuk melakukan aktivitas. Tentu selain cebok, tangan yang dominan hampir Anda gunakan setiap saat.

Pernah berlatih untuk memberdayakan tangan yang non-dominan? Jika belum, ada baiknya dilakukan. Untuk hal-hal yang sederhana saja, seperti membuka pintu, mengaduk teh, atau hanya sekedar menggaruk-garuk kepala.

Ternyata terapi ini bisa bermanfaat untuk banyak hal;

Mengendalikan Amarah

Berapa sering kita sadar setelah semuanya terlambat? Hal buruk apa yang telah kita lakukan hanya karena kehilangan kontrol? Rasanya cukup banyak.

Khilaf mungkin adalah kata yang tepat jika kita sudah melakukan kesalahan dan menyesalinya.

Para kriminolog dan sosiolog telah lama percaya, kejahatan dan kekerasan bukan hanya terjadi karena kesempatan saja, tapi juga pengendalian diri yang rendah.

Masih ingat kasus Rio Martil? Ia adalah seorang pencuri kendaraan yang ulung. Menjadi pembunuh hanya karena tidak bisa menahan diri.

Dengan demikian, pencegahan kejahatan tidak saja berasal dari menciptakan suasana yang kondusif, tapi juga mengajarkan setiap orang cara untuk mengontrol diri.

Dr. Thomas Denson dari University of New South Wales memiliki saran yang sangat sederhana. Ia menyatakan bahwa untuk menurunkan agresivitas dan meningkatkan kontrol diri cukup dengan menggunakan tangan yang tidak dominan.

Teori ini telah dibuktikan di India dengan sebuah eksperimen. Dua kelompok partisipan dibuat merasa terhina dengan makian. Ternyata yang telah berlatih menggunakan tangan dominan tidak seagresif mereka yang tak berlatih. Temuan ini dilansir dalam jurnal The Psychological Science.

Memperkuat Daya Pikir

Pakar Saraf Lawrence Katz yakin jika penggunaan tangan dominan dapat memperkuat otak dan daya pikir. Seperti halnya bagian tubuh yang lain, otak akan menjadi lemah jika tidak dilatih.

Tidak perlu mengisi TTS atau main sudoku, karena bagian otak kiri telah kita latih setiap saat. Ada bagian otak kanan yang jarang dipakai. Untuk itu, maka terapi tangan non dominan akan sangat efektif.

Dr. Katz mengatakan bahwa layaknya lengan kanan dan kiri, kedua-duanya harus dilatih agar seimbang. Begitu pula halnya dengan otak. Semakin kita rajin berlatih, semakin seimbang kekuatan otak kita.

Penemuan ini ditulis pada karya Dr. Katz yang berjudul; "Keep Your Brain Alive: Exercises to Help Prevent Memory Loss and Increase Mental Illness."  

Meningkatkan Kreativitas

Sains telah mengatakan bahwa bagian pemikiran berlogika ada di sebelah kanan otak, sementara sisi kreativitas dikontrol oleh otak kiri.

Bagi pemilik tangan dominan kanan, terapi tangan non-dominan disebutkan akan merangsang otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kreativitas.

Bukan berarti kidal melatih tangan kanannya untuk meningkatkan logika, tapi kedua tangan yang digunakan secara seimbang akan meningkatkan daya kreativitas dan logika secara bersamaan. Hasilnya, Anda akan mampu melihat segala sesuatu dari dua sisi yang berbeda.

Lebih Penyayang, Bijaksana, dan Beriman

Lucia Capacchione, penulis buku "The Power of Your Other Hand," menyebutkan bahwa menggunakan dua tangan secara berimbang akan menimbulkan dialog yang lebih sering dari dua belahan otak.

Hal ini sangat bagus, karena emosi dan pikiran bisa dipahami secara lengkap.

"Ketika sebuah dialog terjadi antara belahan otak kiri dan kanan, baik emosi dan pikiran diekspresikan dan dipahami secara lebih lengkap," paparnya.

Namun, Lucia juga mengatakan bahwa pengunaan tangan non-dominan akan meningkatkan perasaan, intuisi, kebijaksanaan, dan juga spiritualitas.

Mengurangi Berat Badan

Khilaf juga berlaku bagi diet. Godaan ngemil seakan-akan setara dengan godaan syaitan masuk neraka. Ternyata, ngemil itu memang mengasyikkan, apalagi dipakai dengan tangan yang tidak dipakai untuk cebok.

Keripik kentang masuk lancar ke dalam mulut, dikunyah sambil nonton Drakor. Aduhai lezatnya.

Ternyata, menggunakan tangan non-dominan pada saat ngemil juga bisa membantu mengurangi porsi makan. Sebabnya menggunakan tangan dominan pada saat sedang makan atau ngemil akan mengelabui otak dengan sinyal rasa kenyang. Alhasil, kita akan kehilangan kontrol terhadap keadaan.

"Ketika kita terbiasa makan dalam kondisi tertentu, otak akan menyesuaikan diri sehingga kita akan terus makan selama berada dalam kondisi tersebut," ungkap Prof David Neal, psikolog dari University of Southern California. 

Dengan membalikkan posisi dengan menggunakan tangan non-dominan, maka otak akan tersadar dan sinyal rasa kenyang akan muncul. Sesederaha itu ternyata.

Prof. Neal tidak asal ngomdo. Ia membuktikan teorinya dengan sebuah penelitian. Melibatkan 98 pengunjung biosokop yang membawa popcorn.

Dalam eksperimen pertama, dua kelompok partisipan dibagi. Kelompok popcorn segar dan yang sudah lengket. Ternyata kualitas popcorn tidak menghentikan pengunjung dari mengemil.

Perbedaan baru ditemukan pada eksperimen kedua. Dua kelompok dibagi lagi sama rata. Yang menggunakan tangan dominan dan non-dominan. Hasilnya bisa ditebak. Porsi lebih sedikit dimakan oleh mereka yang menggunakan tangan non-dominan.

**

Betapa sebuah hal sepele bisa diteliti secara mengejutkan. Jika memang demikian adanya, mulai hari ini saya akan mengubah kebiasaan.

Minum kopi dengan tangan kiri agar kreatitivitas bisa muncul seketika. Dan... cebok dengan tangan kanan agar seluruh kotoran dapat dibersihkan secara logika.

Selamat mencoba!

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun