Kejadian viral berlangsung di kota Manado. Sebanyak lima rekaman beredar di medsos. Ceritanya mengenai seorang pria yang menggebrek kamar kos di mana istrinya sedang bercinta dengan pria lain.
"Ada baapa ngoni pe***. Whoaaaa (berteriak). Kita pe bini pa dia. Ada baapa? Ta lapor pa ngana. Ada baapa. Kita pe bini pa dia. Ngana so bahugel akang pa kita."
Terjemahan;
"Bikin apa kalian? (Sambil berteriak), istri saya itu. Kalian bikin apa? Saya lapor kamu. Bikin apa? Itu istri saya. Kalian sudah selingkuhi saya," ujar Fernando Friski, pria yang merekam video itu.
Belakangan diketahui bahwa pasangan selingkuhan sang istri adalah seorang polisi. Fernando juga menyebutkan nama, pangkat, dan tempat bertugas oknum petugas tersebut.
Beritanya cukup sampai di sini. Kejadian tersebut hanya salah satu contoh di antara ribuan kasus lainnya yang tersebar. Bisa saja ada yang belum ketahuan.
Komentar dari kawan-kawan yang mempostingnya di media sosial adalah;
"Zaman dulu suami selingkuh, istri menangis. Zaman now justru sebaliknya."
Apakah yang terjadi, apakah dunia sudah terbalik atau memang emansipasi tidak memandang derita? Tapi, jika kita berpikiran wajar, perselingkuhan itu bisa menerpa siapa saja. Tidak peduli suku, agama, ras, atau jenis kelamin.
**
Lelaki memang dikenal sebagai biang kelor. Lihat wajah bening saja sudah pengin bertelor. Tapi, konon daya tarik seksual bagi wanita sangat berbeda. Wajah tampan dan tubuh atletis saja tidak cukup. Diperlukan kehangatan, perasaan, dan kebersamaan untuk dapat jatuh cinta.
Mungkin ini yang menjelaskan mengapa lelaki lebih sering berselingkuh daripada wanita. Tapi, ada juga yang berkata jika seorang wanita sudah berselingkuh, maka ia akan lebih nekat dari suaminya.
Benar gak sih?
Mari kita mulai dari mengulik alasan mengapa seorang istri bisa berselingkuh. Diambil dari berbagai sumber, ada lima alasan teratas.
(1) Kesepian
Hal ini juga dibenarkan oleh Helen E. Fisher, seorang antropolog dari Rutgers University, AS. Ia mengatakan bahwa seorang wanita memiliki ikatan batin yang kuat dengan suaminya. Namun, semuanya akan lenyap jika peranan suami tergantikan.
Seyogyanya kesepian hanyalah masalah perasaan. Tidak terlalu masalah jika suami kehilangan peranan sepanjang sang istri tidak kehilangan kepercayaan.
(2) Merasa Bukan Pasangan yang Tepat
Tapi, itu dulu. Dengan lebih banyak opsi yang terbuka di zaman sekarang wanita juga dapat berpikir berbeda. Memburu pasangan baru awalnya dimulai dari keisengan melihat keharmonisan pasangan lain.
Jangan lupa jika di zaman sekarang masih banyak lelaki yang suka memanfaatkan situasi.
Kecocokan pasangan bukan seberapa idealnya dia. Tapi, bagaimana saling mengisi satu sama lain.
(3) Kurangnya Kasih Sayang
Hal ini semakin diperparah jika pengabaian muncul dalam sebuah hubungan. Pengabaian tersebut bisa dalam berbagai bentuk. Mulai dari kurangnya perhatian hingga kekerasan dalam rumah tangga. Pengabaian tidak hanya melenyapkan ikatan batin, tapi juga sebagai sumber ketidakpuasan.
Ingat bahwa wanita lebih mendambakan kesesuaian dari sisi perasaan. Tidak sama dengan lelaki yang otaknya seks melulu.
Tapi, ikatan batin juga diperlukan oleh lelaki lho. Tidak percaya, coba tanyakan pada dirimu atau suamimu. Pada dasarnya lelaki dan wanita sama saja.
(4) Hubungan Seks
Mungkin terasa picik jika seks bisa menjadi pemicu perselingkuhan. Tapi, Alicia Walker, seorang sosiolog dari Missouri State University, AS mengatakan bahwa wanita yang berselingkuh sebenarnya sangat sayang suaminya.
Bahkan, hampir setiap wanita yang berhasil diwawancarai Alice mengatakan bahwa perselingkuhannya hanya untuk mencari petualangan seksual saja. Tidak ada yang ingin mengakhiri hubungan pernikahannya.
Bukankah para pria juga begitu?
(5) Masalah Ekonomi
Uang adalah faktor yang penting. Dibutuhkan dalam menghidupi rumah tangga. Seorang wanita akan lebih mengutamakan anak-anaknya daripada suaminya. Jika sang suami tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, maka sang istri akan turut berperan.
Suami istri bekerja sudah sangat umum terjadi sekarang. Biaya hidup yang terus meroket kadang memaksa keadaan. Memang kelihatannya sadis, tapi dalam beberapa kasus masalah ekonomi sering menjadi sebab musabab perselingkuhan.
Semuanya masih terasa tidak masuk akal. Pantasan saja si "tak punya nama" tersedu-sedu ketika istrinya kedapatan berselingkuh dengan lelaki lain. Sakitnya itu lho, di sini.
Yang tidak disadari adalah uang dapat dicari, tapi tidak dengan cinta sejati.
**
Kembali kepada esensinya. Seringkali hubungan pernikahan bubar akibat perselingkuhan. Namun, itu bukan hal yang utama. Ketidaksesuaian dalam berbagai sisi masih sangat memungkinkan.
Saya memiliki sebuah saran.
Orang China kuno melihat bahwa hubungan perkawinan adalah sebuah konsep "Yin-yang." Dua kekuatan yang berlawanan tergabung menjadi satu. Hasilnya adalah sebuah keseimbangan alami yang dahsyat terpenuhi.
Kekuatan dan kelemahan akhirnya tidak perlu ditilik lagi. Semuanya ada pada seluruh entiti di dunia ini. Jika bisa memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing, niscaya hubungan akan tetap langgeng terjalin.
Memang ngomdo terasa mudah. Apalagi bagi mereka yang belum pernah mengalami.
Tapi, apa benar perselingkuhan itu enak ya? Nikmat mana dengan tidur bersama yayangmu setiap malam, berpelukan sambil nonton tele-tubbies?
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H