Ia menyebutkan bahwa kuda dapat melakukan hal tersebut dengan caranya sendiri. Hewan ini dapat merasakan mood dengan orang yang berkomunikasi dengannya.
Sebagai timbal balik, peserta terapi akan mendapatkan semacam "perhatian hangat" dari sikap yang ditunjukkan oleh kuda. Dan itu menyenangkan. Tapi, tentunya harus berasal dari kuda yang sudah terlatih.
Masuk akal, tapi sepertinya kuda juga paham dengan siapa penunggangnya. Penderita Cerebral Palsy (CP) juga bisa menjalani proses EAT.
Bedanya, jika penderita PTSD tidak harus menunggang kuda, para penderita CPÂ ini justru menjalani terapi menunggang kuda.
Cerebral Palsy adalah penyakit Lumpuh Otak. Disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal. Biasanya sudah terjadi sebelum kelahiran.
Gejalanya termasuk refleks yang berlebihan, anggota badan yang lemas atau kaku, gerakan yang tak terkendali, bahkan masalah penglihatan.
Ibu Joe, Dede Day memberikan kesaksian;
"Anda bisa membedakan kondisi Joe sesaat sebelum naik kuda dan sesudahnya. Dari liurnya, kekuatannya, sampai cara ia berjalan. Terapi kuda benar-benar seperti obatnya CP."Â
Cara Martin, seorang teknisi kesehatan perilaku menjelaskan alasan memanfaatkan terapi kuda adalah karena gerakan kuda saat ditunggangi membuat anak belajar keseimbangan dengan menyenangkan. Sekaligus juga membantu mereka untuk belajar berkonsentrasi.