Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Dani Maukar, Pilot AURI yang Memberondong Istana Negara

22 Maret 2021   06:10 Diperbarui: 22 Maret 2021   06:18 7718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

9 September lalu, keheningan langit biru terpecah oleh suara pesawat terbang menderu. Bunyinya menggelegar karena terbang rendah. Tak berapa lama istana negara porak poranda. Pesawat itu memuntahkan tembakan mematikan. Persis di kursi tempat Presiden RI biasa duduk termenung.

Kejadian ini sudah berlangsung 61 tahun yang lalu. Tapi, mungkin tidak banyak yang mengetahuinya. Apalagi sepak terjang pilot pesawat MIG-17 yang melakukan aksi nekatnya. Namanya Daniel Alexander Maukar atau kerap dipanggil Dani.

Sumber: boombastis.com
Sumber: boombastis.com
Indonesia memang mengalami masa pancaroba di tahun 1960-an. Tercatat tiga gerakan separatis yang sedang mengancam kedaulatan NKRI. Permesta di Sulawesi Utara, PRRI yang berbasis di Sumatra, dan DI/TII di berbagai tempat di Nusantara.

Soekarno menjadi sasaran. Ia adalah pemimpin tertinggi Republik Indonesia. Membunuhnya sama dengan membuka peluang kudeta. Pagi itu, Letnan Penerbang Dani Maukar yang mendapat tugas untuk mengeksekusi Soekarno.

Beruntung bagi Soekarno, ia tidak berada di lokasi penembakan karena sedang memimpin rapat di bagian lain Istana Negara. Sang Proklamator pun selamat dari maut.

Sumber: boombastis.com
Sumber: boombastis.com
Dani mendapat julukan Tiger. Ia adalah salah satu pilot terbaik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang kini TNI AU. Ia termasuk salah satu yang terpilih untuk menerbangkan pesawat canggih buatan rusia itu.

Serangkaian misi ia dapatkan. Sebelum memberondong Istana Negara, Dani terlebih dahulu menyerang tangki bahan bakar di Tanjung Priok hingga meledak. Sesudah itu ia menuju arah Selatan. Istana Bogor adalah sasaran berikutnya.

Tapi tidak sama dengan di Istana Negara. Kali ini pelurunya tidak mengenai sasaran. Dani menembakkan pelurunya dengan serampangan. Menghabiskan apa yang tersisa pada senjata kanonnya.

Tangannya basah setelah menembaki Istana Negara. Dia merasa bersalah. Soekarno adalah idolanya. Jelas sebuah keputusan sulit bagi Dani. Namun, rasa cintanya kepada bangsa ini telah merasukinya.

Sumber: nasional.sindonews.com
Sumber: nasional.sindonews.com
Adalah Sam Karundeng yang mengajak Dani Maukar bergabung dalam sebuah petualangan politik yang paling berbahaya di Indonesia. Awalnya Dani menolak. Ia adalah anggota militer RI terhormat. Namun, ternyata kakak kandungnya berpikiran lain. Herman Maukar sudah terlebih dahulu bergabung dengan Permesta.

Dani baru bergabung di awal 1960 sejak ia mengetahui bahwa nama gerakan Sam Karundeng adalah "Manguni" yang bertujuan untuk menuntut perdamaian nasional. Dani sang patriot memang sedikit resah atas arah kebijakan politik Soekarno yang pada saat itu sedang mesra-mesranya dengan pihak PKI.

Dani cinta kedamaian. Dia tidak bermaksud merebut Republik dengan cara keji. Penembakan yang ia lakukan sudah direncanakan. Tanpa kehadiran Soekarno.

Sumber: liputan6.com
Sumber: liputan6.com
Suatu malam sebelum 2 Maret 1960, Sam, Herman, dan Dani telah menyusun sebuah rencana. Penembakan yang dilakukan hanya untuk menggertak pemerintahan Soekarno. Tidak untuk membunuhnya.

Rencana yang seharusnya dilakukan pada tanggal 2 Maret kemudian diundur ke 9 Maret. Tersebab menunggu pasukan yang akan berkumpul di Jakarta pada tanggal 8 Maret. Rencananya pasukan itu akan menculik Presiden Soekarno, Perdana Menteri Djuanda, dan beberapa petinggi militer lainnya.

Seusai penembakan Dani mengarahkan pesawatnya ke Bandung. Mendarat di sebuah lokasi di sekitar Malangbong. Rencananya Dani akan dijemput oleh Sam dan Herman. Setelah terlebih dahulu menandai lokasi dengan menggunakan kode asap.  

Sayangnya kode asap terlalu kecil. Dani tidak melihatnya. Pesawat MIG-17 yang diterbangkannya mendarat darurat di sekitar Garut sekitar pukul 2 siang. Ia ditangkap oleh prajurit TNI yang berada di dekat lokasi.

Sumber: boombastis.com
Sumber: boombastis.com
Aksi sang Tiger mengguncang kesatuannya. Kepala Staf Angkatan Udara Suryadarma bahkan mengajukan surat pengunduran diri sebagai bentuk pertanggungjawaban. Namun permintaan itu ditolak Soekarno.

"Kejadian itu cukup dipertanggungjawabkan oleh mereka yang terlibat," ujar Soekarno.

Dani disidang oleh Pengadilan AURI pada 20 Juli 1960. Dalam persidangan Dani menyatakan keyakinannya. Ia berdalih tindakan pembangkangan yang ia lakukan untuk tujuan perdamaian nasional. 

Dani dibela oleh Advokat Hadely Hasibuan, mantan Menteri Penurunan Harga. Dalam pembelaannya Hadely menyebutkan Dani melakukan aksi tersebut sebagai bentuk protes. Ia tidak bermaksud membunuh Soekarno. Penembakan dilakukan setelah Dani yakin bahwa sang presiden tidak berada di Istana Negara.

Tapi, dakwaan Dani terlalu berat. Sudah termasuk dalam tindakan makar sehingga hakim menjatuhinya hukuman mati.

Sumber: boombastis.com
Sumber: boombastis.com
Dalam penjara, artis senior Rima Melati membujuknya untuk meminta maaf kepada Soekarno. Namun, Dani Maukar menolak. Ia masih teguh dengan pendiriannya untuk menjunjung perdamaian nasional.

Mau mati pun tidak masalah selama apa yang jadi keyakinannya tidak akan pernah hilang sampai kapan pun.

Bung Karno ternyata tidak marah. Ia menyukai pemuda yang memiliki pendirian yang kuat ini. Akhirnya keputusan hukuman mati pun dicabut. Soekarno berdalih tidak rela harus kehilangan seorang pemuda dengan masa depan yang cerah.

Namun demikian Dani masih harus menjalani hukuman penjara selama 8 tahun. Setelah bebas dari penjara, ia tidak lagi bergabung dengan AURI. Dani Maukar akhirnya pensiun dan mendedikasikan hidupnya sebagai pendeta.

Daniel tutup usia pada tanggal 16 April 2007 silam.

Sumber: cnnindonesia.com
Sumber: cnnindonesia.com
Inilah kisah tentang Dani Maukar. Pilot hebat AURI yang melakukan tindakan makar. Ini juga kisah tentang seorang Bung Karno. Pemimpin bangsa yang rela memaafkan meski hampir terbunuh oleh ulah sang pilot muda.

Sebuah kisah yang menyentuh hati tentang perjuangan membela kebenaran dan kebesaran hati seorang pemimpin bangsa.

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun