Menjadi pangeran tentu ada konsekuensinya. Kaya dan tampan apalagi. Indonesia memang bukan negara kerajaan. Tidak ada pangeran yang akan mewarisi tahta kerajaan.
Namun julukan sebagai Pangeran Cendana bukanlah halu. Julukan ini benar-benar dihormati pada era orde baru. Tersebab kekuatan absolut yang dimiliki Soeharto di masa lalu.
Menjadi pangeran tentu ada berkahnya. Harta berlimpah dan dipuja oleh ribuan wanita. Adalah sorot kamera yang selalu mengintainya. Kehidupan yang glamor di masa lalu membuat Tommy Soeharto selalu menjadi bahan pembicaraan. Terutama kisah asmaranya.
Sayangnya sang pangeran tidak bisa menentukan ratunya sendiri. Menikah dengan "keluarga kerajaan" tentu harus atas seizin Raja dan Ratu. Beberapa wanita pilihan harus rela terbengkalai. Bukan nasib mempersunting sang Pangeran.Â
Dilansir dari berbagai media, sebelum menikah dengan Regita Tata Cahyani pada 1997 lalu, ada beberapa wanita yang pernah singgah di hati Tommy Soeharto. Tentunya gadis-gadis ini bukanlah wanita biasa. Pada umumnya mereka berasal dari kalangan selebritis dengan jutaan fans.
Sandy Harun
Model cantik ini pernah membuat pengakuan mengejutkan soal hubungannya dengan sang Pangeran Cendana. Ia mengaku telah memiliki seorang anak hasil pernikahan siri bersama Tommy Soeharto.
Namanya adalah Marimby Djody Putri atau biasa disebut Puteri Modiyanti. Padahal saat itu, Sandy masih berstatus istri pengusaha sekaligus seniman, Setiawan Djodi.
Pengakuannya itu berakibat fatal. Bahtera perkawinannya dengan Setiawan pun bubar. Rumah tangganya berakhir perceraian. Kisruh yang dulu terjadi berujung kepada tuntutan Setiawan untuk meminta Sandy melakukan tes DNA. Hingga kini tidak ada konfirmasi. Siapakah ayah Puteri yang sebenarnya.
Maya Rumantir
Penyanyi ini pernah viral di era 80an. Pada tahun yang sama rumornya sebagai pacar Tommy pun beredar. Hubungan mereka mendapatkan publikasi yang luas dari media massa.
Namun, sayangnya terdengar kisah. Cintanya harus kandas gegara tidak mendapat restu dari ibu Tien Soeharto. Alasannya karena perbedaan keyakinan.
Nia Zulkarnaen
Bukan rahasia lagi jika istri Ari Sihasale ini adalah wanita yang juga pernah singgah di hati Tommy. Kejadiannya di era 90an. Terdengar kabar jika hubungan ini tidak bertahan lama. Sebabnya tidak diketahui secara pasti.
Ita Mustafa
Namanya mencuat di kancah perfiliman nasional dalam periode 1977 hingga 1990. Ia menjadi artis papan atas pada tahun 80an. Pada saat itulah ia dikabarkan memiliki hubungan khusus dengan Tommy Soeharto.
Diberitakan Tommy sering berkunjung ke rumah Ita dengan dikawal oleh bodyguardnya. Beberapa kali juga Tommy meminta kawan-kawannya menjemput ita untuk menghindari sorot kamera. Tapi, entah mengapa hubungan mereka tidak berlangsung lama.
**
Para gadis harus patah hati ketika sang pangeran memilih ratunya. Di tahun 1997 ia menikah dengan seorang wanita dari keluarga ningrat. Nama lengkapnya Raden Ayu Ardhia Pramesti Regita Cahyani Soerjasoebandoro. Dari namanya saja, wanita yang akrab disapa Tata ini jelas berdarah ningrat.
Acara tersebut menjadi pernikahan paling akbar di zaman orde baru. Dilangsungkan di Pendopo Agung Sasono Utomo Taman Mini Indonesia Indah. Diliputi seluruh televisi nasional.
Kala itu Tata baru berusia 22 tahun dan terdaftar sebagai mahasiswi Universitas New South Wales, Sydney, Australia. Sementara Tommy berusia 35 tahun. 13 tahun perbedaan bukanlah halangan.
Tata konon disebutkan sebagai menantu kesayangan Soeharto. Selain istri dari putra kesayangannya, Tata juga memiliki bibit-bebet-bobot yang jelas. Sama-sama dari keluarga Keraton.
Sayangya pernikahan mereka tidak berlangsung lama. Pasca kejatuhan Soeharto, keluarga Cendana diterpa isu besar. Tommy sendiri memiliki beberapa masalah hukum yang menjeratnya.
Hubungan pernikahan Tommy dan Tata resmi bubar di tahun 2006. Mereka memiliki dua orang anak yang kini hidup bersama ibunya. Dharma Mangkuluhur dan Gayanti Hutami.
Lantas mengapa hubungan tidak berlangsung langgeng?
Beredar isu atas kejadian ini. Dunia gaib pun dilibatkan. Dikutip dari sumber (majalah Tempo, edisi 2008-02-10), K.R.H. Soehadi Darmodipuro, seorang pelaku budaya Jawa di Surakarta mengatakan ada yang janggal dalam pernikahan itu.
Disebutkan bahwa Tommy yang lahir pada Ahad Pahing 15 Juli 1962 dan Tata pada Rebo Legi 2 April 1975. Berdasarkan perhitungan primbon, mereka seharusnya tidak berjodoh.
Soehadi juga berkata ada yang terasa janggal dari upacara akad nikah akbar tersebut.
"[...] ketika saya menonton upacara pernikahan itu lewat televisi, saya nggak percaya. Keris yang terselip di bagian punggung Tommy adalah keris gayaman khusus untuk perkabungan."Â Ungkapnya.
"Ini bisa berakibat celaka." Lanjutnya.
Bagi Soehadi keris tersebut bukan keris yang layak dipakai dalam pernikahan. Hal senada juga disampaikan Mas'ud Thoyib, Ketua Penghayat Kepercayaan, jika ada yang salah dalam hari pernikahan, tentunya harus ada penangkal.
"Dalam pernikahan Mas Tommy, penangkal itu dimasukkan dalam urut-urutan ritual adat." Ujar Mas'ud kepada Tempo.
Konon Soeharto pun sudah meminta digelar Bedaya Sanga. Harapannya agar rumah tangga Tommy dan Tata langgeng sejahtera. Sayangnya tidak demikian.
Apakah sang pangeran memang ditakdirkan hidup tanpa ratu? Tidak tahu. Tulisan receh ini hanyalah pengisi waktu.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H