Pandemi Covid memang bikin heboh dunia. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai Menteri Kesepian.
Tugasnya cukup repot. Menolong mereka yang merasa terisolasi seorang diri di tengah pandemi Covid-19. Tersebab kasus bunuh diri di Jepang semakin meningkat.
Perdana Menteri Suga berharap Sakamoto bisa meningkatkan upaya dan menerbitkan sejumlah aturan komprehensif untuk memantau kasus bunuh diri akibat kesepian.
Terasa aneh? Tidak juga. Buktinya Perdana Menteri Inggris, Theresa May sudah lebih dulu mempunyai gagasan ini. Di era pemerintahannya ia menunjuk Tracey Crouch sebagai Menteri Kesepian untuk mengatasi masalah sosial di negeri itu. Khususnya para manula yang terisolasi di rumah mereka.
Jika kementerian itu tidak ada di Indonesia, bukan berarti itu aneh. Kementerian dibentuk sesuai kebutuhan setiap negara. Modelnya pun macam-macam dan unik.
Menteri Yoga di India
Yang ditunjuk sebagai pejabatnya adalah Shripad Naik. Meskipun memicu kontroversi, Naik sukses mengorganisir hari Yoga Internasional pada 2015. Acara tersebut dihadiri oleh 35.000 peserta dan dipimpin langsung oleh PM. Modi sendiri.
Kementerian Manajemen Penggunaan Bahasa di China
Salah satu momok terbesar bagi Bangsa China adalah menerjemahkan bahasa mandarin ke bahasa Inggris. Seperti pada contoh di bawah ini;
Namun, tidak bagi pemerintah. Bahan olok-olokan orang asing jelas bukan hal terhormat bagi negara. Saking seriusnya masalah ini, sehingga pemerintah membentuk Komisi untuk Manajemen Penggunaan Bahasa. Tujuannya memberantas Chinglish sebelum Shanghai Expo 2010. Sehingga tidak ada lagi orang bule yang kesasar mencari toilet karena tulisan "Urine District."
Menteri Toilet di Jepang