Artidjo Alkostar telah pergi. Sosok patriot hukum yang pantas dipuji.
Beliau meninggal dunia pada hari Minggu. Tak banyak yang tahu. Beliau adalah pemberantas koruptor dungu.
Manusia pergi meninggalkan nama. Seperti itulah yang ditangisi padanya. Bukan dari kekayaan. Rumah saja kontrakan.
Manusia pergi tanpa harta menyuar. Kekayaannya tidak sampai satu miliar.
Pernah menjabat Hakim Agung. Beliau adalah sosok bergaung.
Memberi vonis berat pada terpidana korupsi. Yang berniat menurunkan hukuman di tingkat kasasi.
Tidak memiliki utang budi. Peta politik tak diurusi. Tidak memiliki ambisi. Cinta kasih hanya milik bangsa ini.
Selamat jalan Pak Artidjo. Engkau bukanlah algojo. Mereka yang tak punya Nurani. Memberimu gelar waktu dibui.
Selamat jalan Pak Artidjo. Semoga ada penerus inspirasi. Seorang anak bangsa yang mencintai negeri ini.
Adakah yang baik? Meski hanya setitik? Engkau bertanya kepada Sang Khalik.Â
Tak perlu dikau repot bertanya. Sesungguhnya aku masih mencintai Indonesia. Bangsa ini layak ditangisi. Atas kemunafikan yang terjadi.
Adakah mereka tahu. Kalau waktu adalah semu.Aku bertanya padamu!
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H