Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hua Tuo, Penemu Akupuntur dan Dokter Bedah Pertama di Dunia

28 Februari 2021   06:13 Diperbarui: 28 Februari 2021   06:17 4539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Snake in The Eagle's Shadow (sumber: tvtropes.org)

Kelenteng ramai dikunjungi oleh umatnya. Menjelang Imlek hingga Cap Go Meh. Banyak Dewa yang wajib dipuja. Tujuannya macam-macam. Mulai dari kekayaan hingga Kesehatan. Semua dewa punya fungsinya masing-masing.

Tahun ini katanya diriku harus menjaga kesehatan. Siapa yang tidak? Terlebih pandemi belum kelihatan ekornya. Dewa Hua Tuo adalah saran dari Koh Ahong. Ia memintaku untuk memujanya sembari berdoa agar kesehatan selalu prima.

Tidak ada salahnya mengikuti saran. Dewa Hua Tuo adalah Dewa Kesehatan. Ia bahkan sudah menjadi dewa selagi masih hidup.

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: thisrupt.co)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: thisrupt.co)
Ia mampu membedah usus hingga kepada selaput tertipis. Mengeluarkan bagian yang rusak, membersihkannya, dan menjahitnya kembali. Sebuah operasi medis yang oleh standar kedokteran modern saja masih tergolong sangat beresiko. Tapi seluruh pasien Hua Tuo dapat sembuh dalam waktu sebulan.

Ini hanyalah sebuah contoh, bagaimana kehebatan tabib Hua Tuo yang hidup pada abad ke-2, di mana dunia medis barat masih tertidur lelap. Tak heran jika ia mendapat gelar sebagai bapak pembedahan dan akupuntur dunia.

Masa Kecil Belajar Pengobatan

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: thecover.cn)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: thecover.cn)
Sejak kecil Hua Tuo sudah menunjukkan kecerdasan dan bakatnya sebagai ahli pengobatan. Hua Tuo berasal dariPei Guo Jiao, sebuah kota di provinsi Anhui, China (sekarang bernama Haoxian).

Ia menjadi anak yatim ketika berusia 7 tahun. Ibunya yang miskin kemudian mengirimkan Hua Tuo kecil ke tabib Cai, untuk belajar pengobatan.

Tabib Cai adalah sahabat dekat ayah Hua Tuo. Awalnya ia merasa bimbang. Sebabnya untuk menjadi seorang tabib China, bukan hanya kemauan, tapi juga ketekunan dan kecerdasan.

Akhirnya tabib Cai bersedia menerima Hua Tuo dengan syarat ia mampu melalui ujian yang diberikan padanya.

Ujian pertama, tabib Cai melihat beberapa muridnya sedang mengumpulkan daun muberi di halaman belakang. Selama ini daun yang dikumpulkan hanyalah sebatas tinggi badan. Daun mulberi yang tumbuh di puncak pohon, tidak pernah dipetik.

Tabib Cai bertanya pada Hua Tuo, "Bisakah kamu memikirkan cara untuk mengumpulkan daun dari dahan tertinggi di pohon itu?"

Tanpa banyak bertanya, Hua Tuo mengambil sepotong tali dan mengikatkan batu kecil di ujung tali tersebut. Ia melemparkan tali di sekeliling dahan tertinggi dan berhasil mengumpulkan semua daun di dahan itu.

Ujian kedua, tabib Cai melihat dua ekor kambing yang sedang berkelahi. Tidak ada seorang pun yang bisa memisahkan kedua kambing itu.

Tabib Cai berkata kepada Hua Tuo, "Mampukah kamu melerai kedua kambing tersebut?"

Sekali lagi tanpa banyak bertanya, Hua Tuo mengambil rumput dan meletakkannya di kedua sisi berlawanan. Kambing-kambing tersebut segera berlari ke arah berlawanan dan memakan rumput itu. Perkelahian terhenti tanpa adanya usaha fisik.

Tabib Cai sangat kagum dengan kecerdasan Hua Tuo dan mengangkatnya menjadi murid. Ia yakin bahwa Hua Tuo telah ditakdirkan menjadi seorang tabib yang hebat.

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Ramalan tabib Cai benar. Hua Tuo bukan saja menjadi murid terpandai. Namun, ia juga penemu. Semasa karir awal sebagai murid tabib Cai, ia lebih mengfokuskan pada praktik klinis ketimbang teori.

Hua Tuo tumbuh berkembang menjadi tabib pengobatan yang bereputasi tinggi. Kendati demikian, ia tidak pernah sombong. Hua Tuo pantang membeda-bedakan pasiennya. Sebuah jiwa mulia bagi seorang tabib yang mengutamakan keselematan nyawa.

Seumur hidupnya ia dedikasikan untuk pengobatan. Bakatnya yang baik dan jam terbangnya yang tinggi membuat dirinya mampu mengembangkan teknik pengobatan yang inovatif dan mengagumkan.

Pencipta Ilmu Akupuntur

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: ntdindonesia.com)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: ntdindonesia.com)
Ia menguasai pengobatan luar, dalam, ginekologi, terapi fisik, hingga parasitologi. Hua Tuo juga dikenal sebagai tabib yang menemukan ilmu totok dan teknik akupuntur.

Ilmu akupuntur yang diciptakannya sangat mengagumkan. Dikisahkan bahwa ia pernah menyembuhkan seorang pasien yang tidak bisa berjalan. Hua Tuo memberi tusukan jarum pada tujuh titik akupuntur. Hasilnya, sang pasien dapat kembali berjalan normal.

Titik akupuntur ini disebut dengan "titik Jia-ji" yang meliputi titik pengapit tulang belakang. Pada ilmu akupuntur modern, para tabib akuputur menamakan ke 7 titik penting ini sebagai "titik Hua Tuo," sebagai bentuk penghormatan padanya.

Dokter Bedah Pertama

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: semanticscholar.org)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: semanticscholar.org)
Sesungguhnya ia juga merupakan tabib pertama yang melakukan operasi bedah perut. Untuk mengurangi rasa sakit, Hua Tuo menemukan bubuk Ma Fei San, yang berfungsi sebagai pembiusan seluruh badan. Sebuah penemuan yang sangat inovatif, dimana bangsa Eropa baru mengenal obat bius 1600 tahun kemudian.

Ilmu Totok

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Sewaktu kecil, penulis sangat tergila-gila dengan ilmu totok yang dapat membuat seseorang menjadi patung. Tentu ini hanyalah kisah yang didramatisir.

Sebenarnya ilmu totok ini terilhami dari salah satu metode pengobatan Hua Tuo. Ia sering melakukannya untuk memperlancar atau memperlambat aliran darah pada bagian-bagian tertentu tubuh. Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit atau pendarahan lanjutan.

Lima Jurus Hewan Mematikan

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Pesilat Tiongkok kuno memang sering mengadopsi gerakan hewan sebagai jurus Kungfu. Lima jurus hewan mematikan dikembangkan oleh Biksu Shaolin. Banyak film silat jadul menjadikannya sebagai judul. Salah satu yang paling terkenal adalah Snake in The Eagle's Shadow (1978) yang diperankan olehJackie Chan.

Namun, tidak banyak yang tahu jika dasar dari ilmu hewan ini sebenarnya dikembangkan oleh Hua Tuo. Tujuannya juga bukan untuk silat-silatan, tapi untuk melatih tubuh yang sehat.

Hua Tuo menamakannya sebagai Gerakan 5 Hewan, yaitu macan, beruang, menjangan (rusa), kera, dan burung bangau. Konon salah satu murid Hua Tuo yang bernama Wu Pu, terus menerus berlatih ilmu ini. Diceritakan dalam usianya yang 90-an, Wu Pu tetap sangat kuat dan sehat. Pendengaran dan penglihatannya tajam tanpa kekurangan.

Hingga kini, gerakan 5 hewan ini masih sering dipraktekkan sebagai bagian dari gaya Tai-chi. Disebutkan juga bahwa Hua Tuo hidup hingga 100 tahun lebih karena gerakan 5 hewan yang dipraktekkannya.

Poster Film Snake in The Eagle's Shadow (sumber: tvtropes.org)
Poster Film Snake in The Eagle's Shadow (sumber: tvtropes.org)

Hua Tuo dan Jenderal Guan Yu (Kwang Kong)

Hua Tuo hidup di zaman Kisah Tiga Negara (Romance of Three Kingdoms) atau yang dikenal dengan Sam Kok (220-280). Pada era ini, ketiga pemimpin yang bertikai adalah Cao-cao (negeri Wei), Liu-bei(negeri Shu), dan Sun-quan (negeri Wu). Masing-masing dari mereka telah memaklumatkan diri sebagai kaisar dan mengklaim legitimasi sebagai kaisar yang mewarisi Dinasti Han yang telah runtuh.

Dalam Romance of Three Kingdoms, salah satu kisah yang paling terkenal adalah mengenai Hua Tuo yang membedah tangan Guan Yu (Kwan Kong), yang terkena panah beracun pada sebuah pertempuran.

Hua Tuo menawarkan pemberian obat bubuk Ma Fei San penghilang rasa sakit sebelum melakukan operasi. Tapi, jenderal besar dari negeri Shu ini hanya tertawa dan berkata bahwa ia tidak takut sakit.

Selama proses pembedahan, Hua Tuo menggunakan pisau bedahnya untuk memotong daging busuk dari lengan dan mengikis racun dari tulang. Konon bunyi kikisan di tulang Guan Yu membuat orang-orang di sekitarnya merinding.

Gambar Hua Tuo membedah tangan Guan Yu (sumber: sciencephoto.com)
Gambar Hua Tuo membedah tangan Guan Yu (sumber: sciencephoto.com)
Namun, Guan Yu terlihat sangat tenang dan tidak sakit sama sekali. Ia bahkan berkonsentrasi memainkan permainan catur tradisional China (Wei Qi) tanpa berkedip dengan Ma Liang, seorang pejabat seniornya.

Setelah Hua Tuo berhasil menyembuhkan tangan Guan Yu, sang jenderal legendaris ini menawarkan hadiah 100 ons emas. Namun, Hua Tuo menolaknya dan mengatakan bahwa tugas seorang tabib adalah menyembuhkan pasien tanpa mengambil keuntungan.

Akhir Hidup Hua Tuo yang Tragis

Selama masa peperangan Tiga Negara, Hua Tuo tidak pernah mendeklarasikan diri berpihak pada kerajaan mana pun. Hal ini sesuai dengan semangatnya untuk menyembuhkan setiap orang tanpa pandang bulu.

Sayangnya, kisahnya menyembuhkan jenderal Guan Yu sudah terlanjur menyebar dan menjadi terkenal. Cao-cao sebagai pemimpin negeri Wei menderita sakit kepala yang tak bisa disembuhkan oleh sudah banyak tabib terkenal.

Akhirnya Hua Tuo dipanggil. Tanpa rasa curiga, Hua Tuo menawarkan pembedahan di kepala sebagai satu-satunya cara untuk sembuh. Mendengar saran Hua Tuo, Cao-cao menjadi gusar dan menuduh Hua Tuo ingin membunuhnya demi balas dendam atas kematian jenderal Guan Yu.

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: pinterest)
Saat dipenjara Hua Tuo merasa dirinya tidak akan bisa bebas lagi. Ia kemudian menyerahkan semua buku-buku pengobatan yang pernah ia tulis kepada kepala sipir penjara.

Pesannya hanya satu, "Buku-buku ini bisa menyelamatkan banyak nyawa."

Sang sipir yang bisa melihat ketulusan hati Hua Tuo, bersedia membawa pulang buku-buku pengobatannya dan menyimpannya baik-baik.

Sayangnya istri sipir ini ketakutan. Ia khwatir buku-buku tersebut bisa menimbulkan amarah penguasa. Sang istri lalu membakar semua buku tersebut. Untungnya pada saat yang tepat, sang sipir pulang ke rumah dan berhasil menyelamatkan beberapa buku.

Buku-buku yang masih tersimpan hingga sekarang di antaranya adalah Teknik akupuntur dan resep pengembangan pati rasa yang berguna dalam menyembuhkan luka dan pembengkakan luar akibat benturan. Konon minyak ini masih bisa dibeli di beberapa toko obat tradisional di China.

**

Kehebatan Hua Tuo masih terus dikenang. Beberapa hal terasa sulit diterima oleh dunia kedokteran. Sebagai contoh, menjalankan operasi tanpa antibiotik adalah hal yang mustahil. Tapi, Hua Tuo berhasil melakukannya.

Saking hebatnya Hua Tuo sehingga ia mendapatkan julukan sebagai "Tabib Dewa." Bahkan hingga sekarang, dokter hebat di China sering diberikan julukan sebagai reinkarnasi Hua Tuo

Kisah keilahiannya pun merebak. Ada yang mengatakan bahwa ia mendapatkan ilmunya secara otodidak dan tidak ditahu dari mana berasal. Hua Tuo konon bisa mendiagnosis penyakit dan menentukan obatnya hanya dengan melihat saja.

Ada juga versi yang mengatakan bahwa ia mendapatkan buku medisnya dari dua orang tua jelmaan dewa. Disebutkan bahwa kedua orang tua tersebut telah memperingatkan Hua Tuo tentang hidupnya yang akan berakhir tragis, jika ia menerima buku tersebut.

Hua Tuo konon menerima tantangan tersebut karena lebih mengutamakan menyelamatkan nyawa banyak orang meskipun hingga harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Versi lain lagi berkata bahwa ia telah berusia 106 tahun pada saat dieksekusi. Buku buku karyanya konon tidak dibakar, tapi lenyap bersamanya ketika ia meninggal.

Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: epochtimes.today)
Ilustrasi Hua Tuo, penemu akupuntur dan dokter bedah pertama di dunia (sumber: epochtimes.today)
Semua hal yang kelihatannya tidak mungkin, telah hilang terbakar bersama bukunya. Kini kita hanya bisa mengenang Hua Tuo bersama legendanya yang tersisa. Tidak ada bukti otentik apakah benar kehebatan Hua Tuo telah melampaui dunia medis 2000 tahun setelahnya.

Satu hal yang pasti. Arca Hua Tuo masih berada di Kelenteng Kwang Kong, Makassar. Aku akan terus memujanya. Bukan sebagai dewa yang bisa mengabulkan doa. Tapi, sebagai contoh teladan bagaimana ketulusan tanpa pamrih dipraktekkan untuk menyelamatkan ribuan hingga jutaan nyawa.

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun