Malahan ada seorang kawan yang bersikap sedikit radikal dan berkata;
"Ngapain dibalikin, dia kan tidak 'seiman.'"
Yang membuatku terharu, bapak tersebut menjawab dengan tegas,
"Percuma saya melaksanakan ajaran agamaku, jika punya pemikiran kayak kalian. Rasanya sia-sia itu sholat yan dijalankan selama ini jika masih bertabiat buruk seperti kalian."
Saya hampir menangis. Sesuatu yang telah kurindukan hadir pada hari ini. Ia adalah KEBAIKAN. Sesuatu yang kudambakan telah datang menghampiriku. Ia adalah KEJUJURAN.
Tuhan telah memperlihatkan malaikat-Nya dalam wujud sang bapak yang baik hati ini. Mataku berkaca-kaca ketika saya berkata padanya;
"Saya telah diperlihatkan Mujizat dan Kuasa oleh Tuhan."
Secara refleks, saya mengeluarkan seluruh uang dalam dompet, dan memberikannya kepada bapak tersebut. Ia bersikeras tidak menerimanya, karena baginya tindakan yang ia lakukan adalah ikhlas adanya.
Namun, saya memaksanya dan berkata bahwa ini adalah rezeki dari Tuhan yang diberikan kepada bapak sekeluarga melalui tangan saya.
"Mohon bapak juga bisa menerimanya dengan ikhlas juga." Pungkasku.
Masih kikuk, beliau akhirnya menerima pemberianku. Air matanya berlinang, ia menangis tersedu-sedu.