Setiba di rumah, tanpa basa-basi saya langsung bertanya kepada bapak tersebut, "bapak mencari saya?"
"Iya,"jawab bapak tersebut.
Saya lanjut menanyakan, "apakah bapak menemukan dompet saya yang tercecer?'
Sang bapak kembali menyahut, "iya."
Perasaan sangat senang, saya lantas mempersilahkan bapak tersebut masuk ke dalam rumah. Beliau lantas menceritakan kronologi kejadian bagaimana dompet tersebut ditemukan olehnya.
Sesuai dugaanku, lokasinya berada di sebuah minimarket, tempat persinggahan terakhir sebelum saya sadar telah kehilangan dompet.
Bapak tersebut lantas mengembalikan dompet, sembari memintaku memeriksa seluruh dokumen dan menghitung ulang uang di dalamnya. Saya tidak melakukannya, karena secara kasat mata, saya dapat melihat bahwa dompet tersebut "belum tersentuh."
Diriku masih terheran-heran. Sebabnya di zaman sekarang kejujuran sudah menjadi hal yang sangat langka. Saya memandang wajah bapak di depanku ini. Sungguh sebuah keajaiban bisa bertemu dengan seseorang yang berhati mulia. Meskipun dirinya tak mengenaliku, tapi ia bisa merepotkan dirinya mengembalikan dompetku.
Suasana berlangsung akrab. Sang bapak yang baik hati lanjut bercerita.
Sesungguhnya ada beberapa rekan kerjanya yang menyuruhnya mengambil uang dalam dompet tersebut. Tidak perlu repot-repot mengembalikannya kepada si pemilik.
"Langsung saja dibuang ke sampah." Ujar temannya.