Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wali Kota McMillan, Raffi Bisa Jadi Gubernur, Meski Ia Masih Pakai Popok

14 Februari 2021   12:42 Diperbarui: 14 Februari 2021   13:04 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Walikota McMillan, Raffi, dan Agnes (sumber: cnnindonesia.com)

Bukan namanya politik jika tidak berhubungan dengan popularitas dan fulus. PKB melirik Raffi Ahmad dan Agnes Monica untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta 2024. PKB menilai pilihannya merupakan sosok pekerja keras.

Mungkin banyak yang mencibir, dunia entertain dianggap jauh dari dunia pemerintahan. Tapi, PKB punya pembelaan. Raffi dan Agnes dianggap sebagai anak muda yang berhasil mencapai kesuksesan lewat kerja keras. Kreatif dan inovatif, itu yang membuat PKB jatuh cinta.

"Meski di posisi puncak popularitas, Raffi tidak sombong. Dalam keseharian, dia tetap menjadi manusia biasa, terbukti di tempat-tempat keramaian dia melayani sapaan dan obrolan dengan para pengagumnya tanpa jarak," ungkap Lugman Hakim, dari PKB.

Bisik punya bisik, jelas popularitas Raffi dan Agnes diperlukan untuk mendulang suara. Tidak peduli punya pengalaman atau tidak. Tidak khwatir juga apakah mampu menjalankan tugas. Yang penting ada dukungan, siapa pun berkesempatan jadi kepala daerah.

Jika Raffi dan Agnes menyetujui, tentu ada sejumlah strategi yang harus dilakukan untuk bertarung di ajang bergengsi ini. Syarat utama tentunya adalah fulus. Bukan rahasia umum lagi jika logistik yang besar adalah penentu kemenangan.

Mungkin kamu bisa saja tidak sependapat dengan PKB. Tapi bagi penulis, seorang Kepala Daerah tidak harus cerdas, dewasa, dan berbagai macam tetek bengek termehek-mehek lainnya.

Ini bukan pernyataan politik, tapi sudah ada contohnya. Ia adalah Charlie McMillan yang terpilih sebagai Walikota di Whitehall Texas, Amerika Serikat, tahun 2019 lalu.

Latar belakangnya mencengangkan. Sama sekali tak berpendidikan, tidak bisa membaca, tidak bisa berbicara, bahkan untuk jalan pun masih tertatih-tatih. Sebabnya, ia adalah bayi yang berusia 7 bulan.

Foto Pengukuhan McMillan sebagai Walikota Whitehall, Texas, AS (sumber: today.line.me)
Foto Pengukuhan McMillan sebagai Walikota Whitehall, Texas, AS (sumber: today.line.me)
Dilansir dari Newsweek, Selasa 24 Desember 2019, Charlie McMillan terpilih menjadi walikota kehormatan termuda di Amerika Serikat. Dirinya ditunjuk pada Oktober 2019 dan diangkat pada 20 Desember 2019.

Saat pengangkatannya, hampir 150 orang merayakannya di Pusat Komunitas Whitehal (Whitehall Community Center). Tidak ada protes MK, apalagi demo berjilid-jilid. Meski warga Whitehall harus "rela" dipimpin oleh bayi berusia 7 bulan.

Lantas bagaimana ceritanya sehingga walikota Charlie bisa terpilih? Jawabannya adalah fulus. Iya, orangtua Charlie adalah penawar tertinggi dalam acara lelang posisi walikota kehormatan yang diadakan dengan tujuan penggalangan dana.

Tapi, jangan kira Charlie hanya pasrah menerima pencalonannya. Sebagai Kepala Daerah, tentunya ia juga memiliki misi visi yang harus ditunjukkan kepada warga Whitehall. Dilansir dari KBTX-TV, ayah Charlie mengungkap jika moto Charlie adalah membuat Amerika menjadi baik lagi.

"Charlie mencintai orang-orang dari semua kecenderungan politik; Republik, Demokrat, Independen. Terlepas dari latar belakang siapa pun, dia mencintai mereka dan kami berharap dia bisa menjadi pemersatu di negara kita," kata Chad, ayah Charlie.

Charlie yang malang juga tidak bisa hanya bisa berleha-leha minum susu. Layaknya walikota, ia punya setumpuk tugas untuk dijalankan, yaitu mendengarkan keluhan-keluhan masyarakat setempat dan melayani mereka. Ia harus mewujudkan cita-citanya untuk menjadikan "Make America Kind Again," seperti yang ia janjikan dalam kampanye, "membuat Amerika menjadi baik kembali."

Ia bahkan melakukan kunjungan kerja politik ke Washington D.C., bersama anggota kongres dan senator lokal.

Charlie terpilih sebagai walikota kehormatan untuk periode satu tahun. Ini berarti saat tulisan ini dibuat, ia telah lengser. Masa pandemi menandai waktunya menjabat. Entah apa yang ia lakukan, tapi Amerika telah menjadi lebih baik tatkala seorang bayi berusia 7 bulan mulai menangis akibat popoknya yang penuh pipis.

Bisa saja ide ini mengilhami para pelaku politik di seluruh dunia, dan mungkin juga PKB di Indonesia. Raffi dan Agnes jelas bukan bayi berusia 7 bulan, tapi mereka punya kemiripan. Pipinya sama-sama enak dicubit, ini kata emak-emak.

Lebih lanjut, Luqman mengatakan kajiannya mengusung Raffi dan Agnes masih bersifat internal. Sejumlah kader lainnya juga telah dipersiapkan. PKB ingin melihat respons masyarakat terkait kajian internal ini.

Jadi, mengacu kepada kejadian pemilihan walikota Mcmillan, maka seharusnya Raffi bisa terpilih, meski ia masih ngompol. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia politik, bukan?

Referensi: 1 2 3 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun