Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Santet Sedunia, Perlukah Dirayakan?

9 Februari 2021   15:00 Diperbarui: 9 Februari 2021   15:47 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Sunan Kalijaga (sumber: akurat.co)

7 Februari adalah Hari Santet Sedunia, itulah yang sempat beredar di whatsapp grup komunitas KPB. Om gugle tidak menampilkannya, Tersebab adminnya sudah disantet agar diam-diam saja.

Percaya atau tidak, marilah kita anggap demikian adanya. Jika tidak, maka nasionalisme perlu dipertanyakan. Percaya santet atau tidak, ia telah menjadi bagian dari budaya Indonesia.

Mungkin kita menganggap bahwa santet adalah hal mengerikan yang harus dijauhi, tapi sejarah mengatakan berbeda. Konon awal mula santet digunakan untuk hal-hal yang positif.

Menurut Logika Komunitas Universal (LSU) yang dimabil dari sumber solotrust.com, di zaman Gajah Mada, santet digunakan untuk mengirim makanan para prajurit yang tengah berada di medan perang.

"Makanan dikirim dari jauh kemudian dimasukkan ke perut para prajurit yang sedang bertempur di tengah lautan atau di medan laga," ujar Kang Darwin, salah satu anggota LSU.

Namun, ketika Belanda berhasil menguji kemampuan para ahli santet dengan meminta mereka untuk memindahkan benda-benda tajam ke dalam perut binatang, para dukun tersebut dibunuh. Belanda menyadari bahaya yang bisa dilakukan oleh para dukun santet bagi diri mereka.

Akan tetapi, tetap saja berita tersebut cepat tersebar, sehingga para dukun yang masih hidup mendapat ide baru. Mereka menyalahgunakan santet. Hingga kini kegunaan santet dikenal hanya untuk menyakiti orang, bukan memberi manfaat.

Hal senada juga diutarakan oleh sejarawan Edi S. Ekadjati, yang dikutip dari buku karya A. Masruri yang berjudul The Secret of Santet (2010). Menurut Edi, santet adalah warisan masa lalu yang masih bertahan hingga kini.

Buku The Secret of Santet (sumber: visimediapustaka.com)
Buku The Secret of Santet (sumber: visimediapustaka.com)
Praktik ini sudah berlangsung lama, jauh pada zaman kerajaan kuno. Namun, menjadi jauh lebih menonjol ketika Islam mulai masuk ke Nusantara. Hal ini disebabkan pada masa Hindu dan Buddha, unsur-unsur praktik ini terlihat samar berbaur dengan kepercayaan animisme dan dinamisme.

**

Tak dapat dipungkiri bahwa santet masih menjadi bagian dari kepercayaan bangsa Indonesia hingga sekarang. Ambil contoh saja, beberapa istilah yang berhubungan dengan magis masih melekat hingga sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun