Tidak main-main, total bisnis narkoba yang beredar mencapai omzet 72 triliun per tahun. Bahkan ditenggarai Indonesia adalah sasaran empuk bagi 72 jaringan internasional pengedar narkoba.
Jumlah yang muncul di media ini hanya sebatas puncak gunung es. Sebagai contoh, dari tanggal 1 januari hingga 6 maret 2019, terdapat 75 kasus yang terungkap yang melibatkan 123 orang pengedar.
Jumlah barang sitaan yang dimusnahkan mencapai jumlah fantastis dengan perincian, 99,7 kilogram sabu, 9.990 butir ekstasi jenis baru, dan 118,34 kilogram daun khat yang berasal dari Ethiopia. Tapi, menurut BNN jumlah tersebut hanya berupa barang dari tersangka 4 bandar.
Kepala BNN, Heru Winarko mengatakan di 2020 jumlah pemakaian narkoba di Indonesia masih sebesar 3,6 juta orang. Meskipun demikian, jumlah ini turun drastis sekitar 700.000 orang. Â
Menurutnya, selain kegiatan peperangan terhadap bandar narkoba, keberhasilan pengurangan jumlah ini juga tak terlepas dari proses rehabilitasi. Mereka yang sembuh juga diajak untuk membantu penderita yang masih terpapar melalui kegiatan sebagai penggiat, konselor, dan pendamping.
Heru juga mengatakan bahwa kelompok yang rentan terhadap narkoba adalah usia produktif (15 hingga 59 tahun). Mirisnya, kalangan pelajar dan mahasiswa menyumbang 27% dari angka pengguna narkoba ini.
Walau demikian, ia mengharapkan agar new normal dapat menjadi momen besar untuk memberantas peredaran narkoba.
"Kreativitas anak muda sangat dibutuhkan, mereka bisa membuat konten-konten menarik di dunia maya untuk memerangi narkoba," ungkapnya.
**
Berita artis terjerat narkoba memang selalu hangat diviral. Namun, artis hanya segelintir manusia yang menjadi korban barang haram ini. Masih banyak kasus narkoba di Indonesia yang lebih memprihatinkan daripada apa yang dipublikasikan.
Tidak perlu menjadi selebriti untuk menjadi korban narkoba. Enam alasan penyebab, pada dasarnya juga bisa terjadi pada kita. Apa pun itu, bukan alasan bagi untuk bergelut dengan barang haram ini.Â