Hal ini ditandai dengan seberapa besar seorang anak dapat mempertahankan argumennya. Ia tidak hanya tampil bagai "kerbau dicocok hidungnya." Sesekali ia akan menunjukkan pendapat dan pandangannya sendiri.
Jika sang anak sudah mulai "membantah" orangtua dengan alasan yang masuk akal, maka di sinilah tanda kemandirian intelektual mulai bersemi. Hal ini biasanya akan diikuti oleh inisiatif-inisiatif mandiri lainnya, seperti melakukan hal yang belum diperintahkan oleh orangtua.
Selain itu, anak-anak yang sudah mencapai kemandirian intelektual, biasanya akan kelihatan dari perilakunya. Mereka sudah terlibat dalam organisasi sekolah atau kemasyarakatan, sudah mengikuti seminar atau kursus yang mereka butuhkan, atau bisa juga sudah mulai bersahabat dengan orang-orang yang lebih tua usianya.
**
Ini adalah empat jenis kemandiran yang bisa menjadi patokan apakah seorang anak sudah siap terjun di masyarakat. Usia tidak penting, ia hanyalah penanda. Yang terpenting adalah sikap, perilaku, dan tanggung jawab.
Semoga keempat standar tidak baku ini dapat menjadi semacam petunjuk bagi orangtua untuk mengarahkan anaknya agar menjadi anak yang mandiri dan berbudi pekerti yang luhur.
Ingat proses menjadi mandiri ini memang susah-susah gampang. Tapi, yang harus menjadi fokus utama dari orangtua adalah menyingkirkan pengaruh negatif dari diri sang anak. Bukan hanya teman saja, tapi juga dari orangtua yang harus menjadi contoh tauladan bagi anak-anaknya.
Semoga bermanfaat
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS