Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Digital Amnesia, Sindrom Penyakit Kaum Melek Teknologi

30 Januari 2021   13:20 Diperbarui: 2 Februari 2021   01:26 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: braveparenting.net)

Berapa banyak nomor ponsel yang kamu ketahui? Penulis bisa menjawab dengan jelas, yaitu "semua nomor keluarga yang sudah ada sejak 1990an." Mudah diingat karena nomornya singkat dan belum ada internet.

Jangankan nomor ponsel kamu, kamu, dan kamu. Nomor anak penulis yang sudah milenial saja, susahnya minta ampun. Tapi, untuk apa juga diingat? Kan, sisa ambil gawai, ketik nama, dan langsung "on."

Inilah yang menjadi keuntungan hidup di zaman semuanya serba ada. Keberadaan ponsel pintar membuat hidup mudah dengan tidak perlu lagi mengingat-ingat.

Akan tetapi, tanpa kita sadari, kehadiran internet dan segala anugerahnya ini juga menyimpan sebuah kutukan bagi umat manusia.

Mengingat nomor ponsel hanyalah salah satu contoh. Zaman bapakmu, adalah hal wajib untuk mengingat nomor telepon. 

Penulis masih mengingat sewaktu kecil ibunda selalu mendikte 3 hal yang harus selalu dihapal, yaitu: 1) nama orangtua, 2) alamat rumah, dan 3) nomor telepon rumah.

Katanya sih, buat jaga-jaga saja sekiranya tersesat di jalan.

Coba sekarang, gak penting banget deh! Lagipula ketiga informasi di atas justru harus diproteksi demi menghindari kejahatan penipuan dan penculikan!

Pertanyaan lainnya, apakah Anda kadang merasa susah menyebutkan judul film yang baru saja ditonton, tanggal-tanggal pertemuan penting, bahkan tanggal lahir orang terkasih? 

Jangan khawatir, ada google dan medsos yang bisa membantumu mengingat setiap tempat dan kejadian. Anda tahu persis di mana harus mencarinya.

Kamu tidak sendiri. Semuanya terjadi seiring dengan perkembangan teknologi. Banyak hal yang berubah dalam periode dua dekade terakhir. 

Bukan hanya cara hidup, cara bekerja, pola pikir, kebiasaan, tapi juga perkembangan otak.

Namanya adalah digital amnesia atau distorsi terhadap ingatan tentang hal atau peristiwa sederhana dalam hidup. Fenomena ini banyak ditemui pada banyak orang, khususnya kaum melek teknologi.

Digital amnesia terjadi ketika kita mulai memercayakan memori informasi kita pada gawai. Alasannya karena kemudahan. Setiap saat seluruh informasi yang diinginkan dapat diakses dengan cara menekan beberapa tombol saja.

Mungkin Eyang di surga akan terkagum-kagum melihatnya, tetapi jika kita terus menerus melakukannya, maka perkembangan otak dan kemampuan berpikir kita akan terpengaruh.

Adalah Kaspersky Lab yang beroperasi di 200 negara dan telah mensurvei lebih dari 1000 responden berusia 16 tahun ke atas.

Dari hasil survey, ia menemukan sebanyak 91% partisipan mengaku menggunakan internet dan perangkat digital sebagai "perpanjangan otak."

Ketika dibedah lebih jauh lagi, 44% mengatakan mereka menyimpan semua yang perlu diingat pada ponsel pintarnya.

Selanjutnya, 48% mengaku sedih jika kehilangan data pada ponselnya, sementara 35% nya lagi mengaku panik.

Data ini kemudian dibedah lagi untuk melihat seberapa besar ketergantungan data dari ponsel pintar milik mereka. Hasilnya;

  • 33,1% yang disurvei mengaku tidak mengingat nomor telpon rumahnya,
  • 44,2% tidak lagi mengingat nomor telpon saudaranya,
  • 51,4% tidak hapal dengan nomor teman, dan
  • 69,7% bahkan tidak mengingat nomor pasangan mereka.

Seiring dengan hasil survei Kaspersky Lab, sebuah penelitian dari Harvard dan University of Columbia juga menunjukkan hal seirama;

"Kemudahan mengakses internet telah membuat kemampuan mengingat anak-anak muda di Amerika berubah."

Kalau dulu otak seharusnya menyimpan fakta yang penting untuk diingat, sekarang justru lebih mudah mengingat di mana informasi tersebut bisa diakses di internet.

Intinya, digital amnesia membuat Anda akan menjadikan internet sebagai tempat pertama untuk mencari jawaban atas apa pun. Jika ada yang ingin diketahui, maka Anda tidak akan repot-repot mengingatnya lagi. Ada om Google!

Efek lanjutannya, Anda tidak akan berusaha untuk menyimpan hal tersebut pada memori otak. Anda akan dengan sangat mudah melupakannya dengan asumsi bahwa informasi tersebut tidak akan pernah hilang.

Inilah yang menjelaskan mengapa Anda masih bisa mengingat nomor-nomor telpon yang Anda hapal di usia muda, meskipun sat ini sudah jarang menghubunginya. Sebaliknya, Anda hampir nyaris tidak mengingat nomor-nomor telpon dari orang yang Anda kenal di usia dewasa.

Singkatnya, kemudahan teknologi membuat otak menjadi kurang terlatih dalam mengolah informasi mentah menjadi sebuah memori, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Semakin jarang diasah, fungsi otak dalam memproses memori jangka panjang akan semakin menurun. Padahal memori jangka panjang sangat penting dalam membentuk jati diri.

Memori jangka panjang akan membantu seseorang menjadi lebih pengalaman, lebih waspada, lebih sigap, lebih tangkas, dan lain sebagainya.

Mengingat pentingnya menjaga ingatan kita, maka ada baiknya untuk melatih ingatan kita setiap hari agar fungsi otak bisa bekerja secara maksimal:

Satu Informasi Setiap Hari

Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: braveparenting.net)
Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: braveparenting.net)
Bisa berlatih otak untuk mengingat informasi penting tapi sederhana. Cobalah mulai dari nomor telpon orang terdekat, nomor rekening bank, atau nomor lainnya yang belum kamu hapal. Lanjutkan kegiatan yang sama untuk keesokan harinya.

Satu informasi saja sudah cukup untuk melatih otakmu agar tidak "buntu." Kalau sudah mahir, tingkatkan tantangan dengan memperbanyak jumlah informasi yang kamu hapal.

Otak akan mengubah memori jangka pendek menjadi panjang jika kita terus-menerus mengulang informasi tersebut. Saat informasi sudah masuk dalam bagian memori jangka panjang, maka ia akan selamanya berada di sana selama bertahun-tahun lamanya.

Jangan Selalu Mengandalkan Internet

Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: robicomp.com)
Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: robicomp.com)
Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan internet, khususnya informasi. Cobalah mulai dengan mengurangi sedikit ketergantungan terhadapnya untuk urusan remeh-temeh.

Salah satu contohnya adalah dengan tidak selalu mengandalkan google map pada saat berkendaraan. Sekiranya Anda ingin melakukan perjalanan ke sebuah tempat yang "lupa-lupa ingat," janganlah langsung membuka Google Map.

Usahakanlah untuk menempuhnya sendiri dengan mengandalkan ingatan, jika sudah benar-benar hilang, barulah gunakan petunjuk GPS.

Kurangi Berselancar di Dunia Maya

Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: psychologytoday.com)
Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: psychologytoday.com)
Di waktu senggang, kita sudah terbiasa "kepoin" aktivitas teman-teman melalui medsos. Bukan hanya satu, tapi bisa belasan hingga puluhan. Tanpa kita sadari, kita akan berada di dalamnya.

Misalkan postingan sahabat yang sedang berlibur, atau kejadian viral yang sempat diunduh. Tanpa sadar, otak kita tidak bisa membedakan realitas antara dunia nyata dan dan dunia maya.

Lama kelamaan otak kita akan susah untuk memproses memori atas pengalaman nyata yang kita alami. Terlalu banyak pengalaman juga akan membuat otak jenuh dan membuangnya ke tong sampah.

Penulis mengingat, salah satu alasan eyang melaran menonton siaran televisi terlalu banyak, karena dikhwatirkan penulis akan "hilang dari dunia nyata."

Bedakan Interaksi Sosial dengan Interaksi Maya

Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: magnumandco.com.au)
Ilustrasi Digital Amnesia (sumber: magnumandco.com.au)
Pada saat kita sedang berhadapan dengan dunia nyata, seperti berkumpul bersama teman, maka simpanlah gawai Anda pada tempat yang sulit dijangkau.

Berfokuslah pada setiap informasi yang disalurkan pada saat itu. Ingatlah seluruh hal yang mungkin bisa diingat dan simpanlah dalam memori ingatanmu.

Lakukan ini dengan disiplin, meski hal tersebut mungkin kurang Anda minati. Di saat malam hari sebelum tidur, berusahalah untuk mengingat bahan perbincangan. Cara ini ampuh untuk melatih otak Anda.  

Hal yang sama juga bisa Anda gunakan untuk mengurangi gawai pada momen-momen penting bersama orang yang Anda kasihi, seperti makan malam bersama, menonton film bersama, atau saat sudah berada di atas tempat tidur.

**

Keempat saran yang penulis berikan hanyalah contoh. Anda seharusnya paham dengan digital amnesia yang sudah dialami, dan pasti memiliki cara yang terbaik untuk melatih otak Anda.

Beberapa orang memiliki triknya sendiri. Ada yang bermain kartu, ada yang mengisi Teka Teki Silang (TTS), dan ada juga yang bermeditasi.

Kedua orangtua penulis sudah berusia 70-an tahun. Ayahanda melatih otaknya dengan banyak membaca buku, sementara Ibunda selalu menyibukkan diri di rumah agar tidak pikun.

Di Kompasiana, kita bisa melihat bagaimana pasangan senior Opa Tjiptadinata dan Bunda Roselina menulis setiap hari. Menulis bagi mereka adalah mereka-reka pengalaman masa lalu yang masih terekam di otak.

Ini adalah bukti, bahwa memori jangka panjang opa dan oma Tjip masih berfungsi dengan sangat bagus. Tentunya keuntungan yang dimiliki oleh mereka adalah pernah berada di masa di mana dominasi internet belumlah seganas saat ini.

Kegiatan bermanfaat yang mereka lakukan ini tentu membuat otak tetap terlatih dan membuang jauh seluruh informasi yang tidak terlalu penting.

**

Michael Canavan selaku Head of System Engineering Kaspersky Lab North America mengatakan bahwa;

"Di dunia berteknologi maju, sebisa mungkin untuk mencari keseimbangan antara mengandalkan teknologi dan fungsi ingatan."

Senada dengan hal ini, Dr. Gorkan Ahmetoglu, Dosen Psikologi Bisnis di University College, London, juga menyatakan bahwa,

"Memori manusia itu terbatas. Mengtransfer memori jangka pendek ke panjang itu sulit. Keberhasilannya bergantung kepada seberapa baik kita berkonsentrasi kepada topik yang sedang dibahas."

Akhir kata, jangan biarkan otak yang merupakan anugrah terbesar dari Sang Pencipta tergerus dengan kemajuan teknologi. 

Internet adalah buatan manusia, sementara otak adalah ciptaan Tuhan. Janganlah samakan keduanya, karena Anda hanya akan mengecilkan arti besar dari diri Anda sebagai mahluk yang paling mulia di dunia ini.

Referensi: 1 2 3 4 5

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun