Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mba You yang Meramu, Mba You yang Merayu

17 Januari 2021   15:12 Diperbarui: 17 Januari 2021   15:16 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mba You kena batu, mungkin judulnya lebih cocok begitu.

Baru saja menuai pujian, kini ia harus memanen kecaman. Hanya selang beberapa hari setelah ramalannya tentang peristiwa SJ 182 viral di medsos, ia melanjutkan lagi dengan ramalan yang tidak kalah mengejutkan.

Bukan lagi pesawat yang jatuh, tapi pemerintahan republik ini. Layaknya pilot yang bertanggung jawab dalam sebuah penerbangan, kapten dalam ramalannya adalah orang nomor satu di negeri ini.

Ia menyebutkan bahwa Jokowi akan lengser di 2021 ini. Bukan hanya itu saja, ada "konflik serta kejahatan yang akan berujung pada penjarahan," ia susulkan dalam ramalannya.

Mudah ditebak, sebagaimana aksi ramal meramal pada umumnya akan ada dua kubu yang berseberangan. Kali ini pun demikian.

Sebenarnya, tanpa ramalan Mba You sendiri, bukan rahasia lagi jika saat ini ada pihak yang berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Laksana ayam yang sudah dikuliti, siap goreng atau rebus, perdebatan ini tiada bertepi.

Pihak oposisi menyukai gorengan. Keyakinan terhadap Yang Kuasa seolah-olah mengalahkan ramalan nan sakti. Pihak pro pemerintah tidak mau kalah. Mereka menganggap ayam yang sudah dikuliti tidak seharusnya menjadi sensasi.

Mba You kena batu, ia akan dilaporkan ke polisi. Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid yang berencana melakukannya. Menurut Muannas, "Pernyataan (ramalan) itu jelas melanggar undang-undang karena provokasi dan hasutan."

Berbicara mengenai ramalan, negara kita ini memang fenomenal. Hanya berita seputaran ilmu gaib saja yang bisa memenuhi headline, menjadi viral, bahkan melibatkan politikus.

Ada asap, ada api. Kisah misteri takakan mendapat tempat di hati jika warga +62 tidak menikmati. Ramalan dan sejenisnya sudah menjadi bagian dari para buyut. Kita sudah terbiasa mengunyahnya.

Sebenarnya kalau mau dianggap santai, ramalan bukanlah sesuatu yang sakral. Ia hanya merupakan bentuk komunikasi umum yang marak terjadi. Akan menjadi hangat jika menarik dua pelaku, tetapi akan menjadi angin lalu jika salah satunya berlalu.  

Prediksi sepak bola hingga ramalan pilpres, semuanya terasa wajar jika berada di warung kopi. Tidak ada yang tahu pasti apakah ramalan tersebut benar, hingga betul-betul terjadi.

Lantas mengapa ramalan Mba You ramai berapi? Tiada lain karena kamu, kamu, dan kamu yang senang menanggapi.

Ada sebuah teori psikologi tentang Barnum Effect 

Barnum Effect atau Forrer Effect adalah fenomena psikologis dimana seseorang cenderung menerima pernyataan ambigu sebagai deskripsi akurat atas kepribadiannya sendiri.

Hal ini kemudian menimbulkan manipulasi psikologis terhadap kejadian yang seharusnya terjadi secara umum, tetapi dibuat seolah-olah hanya terjadi pada kondisi pribadi atau kondisi tertentu.

Fenomena ini dapat dijelaskan seperti pada saat Anda sedang membaca ramalan Horoskop. Tanpa disadari, otak Anda akan dengan sendirinya mencari kesesuaian ramalan dengan kejadian penting pada dirimu, meskipun hal tersebut bukanlah yang paling dominan.  

Dengan demikian, manusia yang mendengarkan ramalan, sebenarnya hanya ingin merasa yakin bahwa apa yang dipikirkannya adalah benar.

Baca juga: Mengapa Anda Memercayai Ramalan Paranormal

Pun halnya dengan teori Sosiologi tentang Self-fulfilling Prophecy

Bahasa Indonesianya adalah Ramalan Swawujud, yang merupakan ramalan terhadap sesuatu hal yang diiringi dengan keyakinan yang kuat.

Ramalan Swawujud sebenarnya bukanlah sebuah ramalan yang akan terjadi, tapi lebih kepada penafsiran keliru terhadap suatu kondisi. Namun, karena telah diyakini maka tanpa disadari akan menimbulkan perilaku dan usaha baru untuk mewujudkan hal yang pada awalnya "keliru" kemudian menjadi nyata.

Setelah hal tersebut menjadi kenyataan, maka cerita akan dirangkaikan sebagai bukti bahwa ramalan tersebut benar.

Pada dasarnya setiap orang ingin dikenal sesuai dengan keyakinan dan perasaan mereka. Sehingga jika Ramalan Swadaya adalah sebuah bentuk harapan terhadap verifikasi diri, maka tentu usaha untuk mewujudkannya akan menjadi semakin nyata.

Ramalan Swadaya bisa berasal dari diri sendiri, namun bisa juga berasal dari seseorang yang dianggap memiliki tolak ukur (milestone) untuk berperilaku dalam masyarakat.

Baca juga: Ramalan Swawujud, Sikap Rasialis Berawal dari Keinginan Suami Berselingkuh

Dua teori di atas kemudian mendukung mengapa citra paranormal yang unik, sering dijadikan sebagai perwujudan wangsit dari dunia lain. Hal yang sama juga berlaku pada pemuka agama yang dianggap religi. Namun, tentunya dari dua sudut pandang yang berbeda.

Jadi jelas, bahwa ramalan adalah suatu keharusan bagi banyak orang untuk memenuhi hasrat yang sudah terpatri dari dalam dirinya. Ia semacam obat perangsang untuk meningkatkan syahwat alami.

**

Paranormal juga manusia, ia pun bisa melakukan kesalahan. Penulis tidak bermaksud untuk membela atau mencerca Mba You. Akan tetapi, sudah seharusnya kita mawas diri.

Menurut penulis, ramalan sebaiknya hanya perlu ditanggapi dengan dua sikap. Sebagai instropeksi atau komedi. Jika benar-benar serius, janganlah menjadi polemik. Apalagi sampai menimbulkan kegaduhan.

**

Dalam Numerologi, diri kita terdiri dari dua kekuatan besar yang saling mendukung. Takdir dari Langit dan Usaha di Bumi. Takdir dilambangkan dengan tanggal lahir yang tidak bisa dirubah, sementara nama mewakili nasib yang masih bisa berubah dengan pelbagai usaha.

Singkatnya demikian; Jokowi bisa saja tidak ditakdirkan sebagai Presiden RI, namun nasib berkata lain dengan banyaknya variabel perubahan di bumi Indonesia.

Susah untuk membedakan, apakah Jokowi sudah pernah diramal akan menjadi Presiden RI. Namun, sesungguhnya tidak perlu diperdebatkan lagi, karena ia telah menjadi kepala negara.  

Yang terpenting jika Anda memiliki kekuatan yang besar, maka gunakanlah ia sebagai bentuk kebaikan bagi sesama manusia.

Peramal yang hanya suka menakut-nakuti, seharusnya tidak perlulah diyakini. Paranormal pun seharusnya juga bisa menjaga etika profesional secara rasional tanpa harus menakut-nakuti.

Tidak perlu juga mengurung diri terhadap keimuan unik ini. Jika ada sesuatu yang diramalkan baik dari padamu, mengapa tidak menjadikannya sebagai semangat untuk lebih giat berkarya?

Dengan demikian, paranormal tidak perlu dicerca, dan juga tidak perlu dipuja. Ia hanyalah bagian dari umat manusia yang menyatu dalam sebuah keseimbangan alam yang maha dahsyat.

Referensi: 1 2 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun