Pembicaraan masih berlanjut, membahas mengenai tahun 2020 yang sudah berlalu dan gagasan-gagasan baru tentang apa yang akan dihadapi di 2021 ini.
Akhir kata, saya menutup percakapan dengan ucapan, "sama-sama, Mep. Titip salam terbaik buat keluarga dan para sahabat di CNN Indonesia, ya."
Mayfree pun menjawabku, "Semoga kondisi segera membaik dan kita diberi panjang umur dan bisa ketemu lagi."
Bagi yang suka nyinyir, seperti Oji, Dave, dan Abdul (disklaimer tidak berlaku di sini). Profesionalitas itu memang tough, teman. Ingat, chemistry sangat penting untuk dibina agar wawancara dapat berjalan dengan baik dan alami. Totalitas menjadi hal yang utama dan terutama dalam sebuah layar tontonan.
Apa sih sebenarnya yang ingin kusampaikan di sini?
Tahu tidak, sebenarnya saya punya sebuah rahasia yang tidak pernah kuungkapkan. Tahukah kamu kenapa aku bisa diundang sebagai narasumber di Tipi?
Semuanya berawal dari Kompasiana. Tulisan yang aku muat di blog bersama ini pada 6 Desember 2019, kebetulan diganjar dengan label Artikel Utama. Bukan hanya itu saja, tulisan ini juga dimuat pada beberapa medsos asuhan Kompasiana.
Baca juga:Â Perlukah Mengubah Nama untuk Mengubah Nasib?
Memang pengakuan dari produser yang menemukanku hanyalah "nama bapak kami dapatkan di internet, pak."Â Tidak ada konfirmasi bahwa internet tersebut adalah jejak digital di Kompasiana.
Akan tetapi, dugaanku penyebabnya adalah Kompasiana. Sebabnya sederhana. Aku dan Numerologi tidak akan berarti apa-apa jika tidak aku curahkan melalui tulisan-tulisan di blog bersama ini. Dibaca oleh jutaan orang se-Indonesia Raya, Bokkk.
Jadi, sekali lagi totalitas dan chemistry bukan satu-satunya aku pelajari dari sahabatku, Mayfree di CNN Indonesia. Namun, juga dari seluruh rangkaian jejak literasi yang telah aku tuangkan di Kompasiana, maupun yang aku dapatkan dari seluruh kawan-kawan Kompasianer, termasuk kamu, kamu, kamu, kamu, dan kamu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!