Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Cinta adalah Alasan Kita Lebih Mudah Meluapkan Emosi kepada Keluarga Sendiri?

25 Desember 2020   20:06 Diperbarui: 25 Desember 2020   22:23 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta menjadi alasan lebih mudah marah pada keluarga sendiri (sumber: freepik.com)

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab di sini:

Pertama, perasaan aman. Bukannya jika memarahi keluarga sendiri, risiko digebukin orang sekampung lebih kecil? Pikiran kita sudah terbentuk, jika memarahi suami, istri, atau anak, maka semuanya akan kembali baik-baik saja.

Kedua, stigma yang wajar di masyarakat. Pertengkaran dalam rumah tangga adalah urusan pribadi yang seyogyanya tidak untuk dicampuri. Sebarapa sering kamu marah dan terdengar tetangga? Seberapa sering tetangga datang untuk merelai masalah rumah tanggamu? Tidak banyak orang yang ingin mencampuri urusan keluarga, jika tidak betul-betul kelewatan.

Ketiga, bagian dari tradisi keluarga. Seringkali ada manusia yang dibesarkan dari keluarga yang sangat keras dan disiplin. Dimarahi ayah bunda dengan gaya militer, tanpa sadar membentuk karakter dalam dirinya untuk melakukan hal yang sama terhadap anak-anaknya.

Namun demikian, kita juga harus sadar bahwa sikap emosional yang berlebihan kepada keluarga sendiri, juga membawa dampak yang buruk. Tidak jarang terdengar kabar bagaimana seorang anak membunuh ibunya karena kesal terlalu sering disalahkan.

Untuk itu, ada bagusnya memahami hal apa saja yang bisa menyebabkan kemarahan pada keluarga?

Dikutip dari sumber (haibunda.com), ada beberapa alasan yang berpotensi menimbulkan suasana kelam ini:

  • Kelelahan fisik dan mental
  • Kurangnya dukungan dari keluarga
  • Masalah persahabatan atau hubungan
  • Kekhwatiran finansial
  • Stres karena menjaga kerabat yang lanjut usia atau sakit
  • Masalah pekerjaan
  • Kurang waktu senggang untuk diri sendiri (me-time)

Setelah mengetahui penyebabnya, maka ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi friksi yang mungkin bisa menimbulkan potensi pertengkaran yang tidak perlu.

Menyediakan waktu dan anggaran untuk 'Me-time'

Jika seseorang sedang emosi, maka biarkanlah ia tenang tanpa harus dikekang. Jika kamu emosi, maka hindarilah bertemu dengan siapa pun yang bisa menjadi sasaran luapan kemarahan. Namun sebelum emosi itu muncul, maka carilah waktu untuk menyenangi dirimu sendiri.

Setiap orang memiliki cara untuk menikmati me-time. Sebagian memilih cara dengan membelanjakan uangnya membeli barang-barang mahal. Namun hal yang sederhana juga bisa dilakukan tanpa biaya yang besar. Berjalan-jalan di taman, meminum kopi di teras rumah, atau menulis artikel di Kompasiana, bisa menjadi pilihan yang murah meriah.

Hindari pembicaraan yang berasal dari sumber kekhawatiran

Ada bagusnya menerapkan aturan untuk tidak berbicara masalah pekerjaan saat berada di rumah. Pekerjaan itu penting, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ia bisa menjadi sumber dari seluruh tekanan. Kecuali jika pasangan Anda menginginkan, maka kamu bisa mengkomodir. Namun usahakan yang dibicarakan adalah hal yang ringan saja, seperti gosip kantor atau kejadian lucu yang dialami.

Pun halnya jika ada hal lain yang menjadi sumber kekhwatiran, seperti orangtua yang sakit atau masalah keuangan. Hindarilah kepanikan dengan mendesak pasanganmu untuk memberikan solusi. Terlebih jika rasa frustasi datang menghampiri, jangan pernah menyalahkan siapa pun atas kondisi yang sedang dialami.

Melakukan hal yang bagus bersama keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun