Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Anjing dan Kucing Tidak Pernah Akur, Bagaimana dengan Pemiliknya?

26 November 2020   09:38 Diperbarui: 26 November 2020   09:43 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer Abdul selalu memajang foto kucing pada profilnya. Ia adalah pencinta kucing sejati. Andaikan ada Kompasianer lain yang selalu memajang foto anjing, maka ia adalah musuh Abdul.

Pernyataan naif dan sederhana yang tidak terlepas dari kenyataan bahwa anjing dan kucing tidak pernah akur. Namun kesederhanaan ini masih belum banyak menemukan jawaban.

**

Kalau versi sejarah, konon ada hubungannya dengan Nabi Nuh. Kabarnya waktu banjir besar melanda dosa manusia, semua hewan diperintahkan untuk naik ke atas bahtera secara berpasangan. Namun untuk menjaga muatan, maka sang Nabi meminta agar para hewan tidak kawin dulu dengan pasangannya.

Anjing yang sedang kebelet melanggar aturan ini dan kucing yang malang memergokinya. Tak bisa dicegah, mereka menjadi musuh abadi, setelah sang anjing mengetahui bahwa si kucinglah yang melaporkan urusan pribadinya kepada Nabi Nuh.

**

Namun secara sains, penjelasannya berbeda lagi. Semuanya berawal dari kesalahapahaman. Anjing adalah hewan yang ekstrovert, semua mahluk dianggap sebagai sahabat. Kejar-kejaran pun tak terelakkan, karena itu adalah cara dari anjing untuk mengajak si kucing bermain.

Sementara kucing justru menanggapinya beda. Sifatnya yang introvert, anti sosial, dan tidak suka diajak bermain, menganggap itu adalah ancaman bagi dirinya. Belum lagi anjing yang badannya lebih besar, jelas mengerikan bagi si kucing.

Anjing sebenarnya sangat tidak ingin bertengkar dengan kucing. Coba lihat ekor anjing yang dikibas-kibaskan jika bertemu kucing. Bagi kaumnya, itu adalah tanda persahabatan. Sekali lagi mispersepsi terjadi di sini. Bahasa kucing mengartikan gerakan bersahabat dari anjing itu justru sebagai 'ajakan berantem.'

Dalam keadaan terdesak, kucing akan membungkukkan badannya, ekornya dikibas-kibaskan. Sang anjing mengira persahabatan telah terciptakan. Begitu ia mengendusnya, kucing balik mencakarnya. Sampai kapanpun tidak akan pernah nyambung.

**

Kalau versinya Ryu beda lagi;

"Kucing itu hidupnya enak, selalu dimanja. Kerjanya tidur mlulu dan bebas ambil makanan di rumah. Kalau anjing itu harus kerja jaga rumah, menemani tuannya berjalan-jalan, baru bisa dapat makan. Ya irilah si anjing ama kucing, pa!"

**

Nah, bagi pencinta kucing dan anjing juga pasti punya pendapat yang berbeda bukan? Penyayang kucing akan mengatakan kalau kucing itu low maintenance dan tidak merepotkan. Sementara pemilik anjing mengatakan kalau anjing itu hewan yang paling setia dan enak diajak bermain.

Lantas apakah pencinta kucing dan anjing juga tidak pernah bisa akur hidupnya? Nah, ini ada sebuah riset mengenai perbedaan karakter dari mereka yang memilih anjing sebagai teman setia, dan yang memilih kucing sebagai peliharaan.

Ekstrovert -- Intovert

Dokter Sam Gosling dari University of Texas membuat semacam tes kepribadian bagi pemilik anjing dan kucing. Hasil yang didapatkan adalah kebanyakan pemilik anjing adalah extrovert. Hal ini sendiri berhubungan dengan sifat anjing yang suka diajak bermain dan berjalan-jalan keluar rumah.

Sebaliknya kucing yang mandiri, rada malas dan senang dicuekin, cocok bagi mereka yang memiliki kecenderungan sebagai introvert. Lebih cuek, suka menyendiri, dan tidak terlalu memilih banyak teman untuk bersosialisasi.

Mencari Persahabatan dan Cinta

Gelar anjing sebagai "Dog is a man's best friend" tersemat dalam kisah legendaris Hachiko dari jepang. Sifatnya yang senang diajak bersosialisasi, ekspresif, dan sangat patuh membuat para pencintanya mendambakan persahabatan setia dari dirinya.

Sementara penyayang kucing sendiri lebih senang berbagi kasih sayang dengan hewan peliharaanya. Bagi mereka, apa yang lebih tidak menyenangkan dari mengelus-ngelus kucing, melihatnya tidur mendengkur, dan suara meongnya yang lembut dan tidak pernah berisik. Oleh sebab itu pencinta kucing ditenggarai mencari cinta dan kasih sayang lewat si pussi peliharaannya.

Pandangan Politik yang Berbeda

Sebuah survei dari majalah Time menyatakan bahwa ada perbedaan pandangan politik dari mereka yang lebih suka memelihara anjing dan kucing. Disebutkan bahwa pencinta anjing lebih konservatif. Sebabnya ia lebih suka ditemani, dilayani, mendominasi dan suka memerintah.

Sementara mereka yang berpandangan lebih liberal cenderung memilih kucing sebagai peliharaan. Kucing dianggap lebih mandiri, tidak ingin diatur, namun juga tidak suka menuntut. Sikap dari pemilik kepada kucing yang low maintenance juga menunjukkan sifat toleransi dan lebih terbuka.

Hobi yang Tidak Sama

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam laman Woman's World mengambil sampel dari 1000 pemilik kucing dan 1000 pemilik anjing. Hasil survei menyatakan bahwa pemilik anjing lebih senang dengan kegiatan yang cenderung enerjik, seperti olahraga, travelling, hingga kegiatan yang banyak bergerak.

Sementara pemilik kucing lebih senang dengan hobi sepi sendiri, seperti menulis, membaca, berkebun, menonton film, hingga rebahan. Selain itu, pemilik anjing juga disebutkan lebih menyenangi film bertemakan action, sementara pemilik kucing lebih memilih film romantis atau dokumenter.

Karir yang Berbeda

Pemilik anjing yang enerjik lebih menyukai hobi menantang yang menimbulkan adrenalin. Hal ini juga akan membuat mereka cenderung memilih karir di bidang yang sama, seperti marketing, penjualan, hingga broker. Sementara pemilik kucing ternyata lebih memilih berkarir di bidang kreatif yang memerlukan suasana sepi untuk berkarya.

**

Hingga kini penulis belum memutuskan hewan peliharaan apa yang disenangi, meskipun di rumah sudah ada seekor Pudel bernama Toby. Namun jika suatu waktu harus memilih salah satu di antaranya, maka penulis akan memilih burung. 

Lho kok bisa? Iya soalnya burung harus selalu berada di dalam sangkar, sebagaimana diriku yang akan selalu terkurung pada hatimu... Cie Cie Cie...

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun