Sebagai Kompasianer, sah-sah saja menganggap siapapun sebagai guruku. Bergabung dengan blog bersama ini selama kurun waktu setahun, gaya literasiku telah banyak dipengaruhi oleh para Suhu.
Saya memulai lima tulisan pertama dengan prestasi yang luar biasa memalukan. Lentur tak bertulang, indah tak sedap dipandang, dan bernas tak disebutkan. Jujur, jika dibaca ulang, ingin muntah rasanya.
Namun nasib telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat di Kompasina. Dua orang pertama adalah Romo Bobby yang selalu berbagi ruang, dan Prof. Felix Tani yang selalu mengenakan caping. Entah kebetulan, kedua guru pertamaku ini sekarang menjadi nominator Kompasiana Awards 2020 pada kategori yang sama (best in opinion).
Jika Robert Kiyosaki mengakui ia telah belajar dari dua ayahnya yang miskin dan kaya lewat buku Rich Dad Poor Dad (1997), saya juga memiliki dua orang guru dengan aliran yang sama sekali berbeda.
Romo Bobby, seorang Rohaniawan dari aliran putih, bak guru Kungfu Shaolin yang mengajarkan teknik penulisan yang bersih tanpa noda. Sementara Felix Tani dari aliran hitam Bu Tong-pai, yang mengajarkanku bagaimana menulis dengan gaya kenthirismenya yang suka bikin kentut sendiri. Kedua-duanya saya hormati.
Selain sama-sama berada pada klasemen yang sama, masih ada lagi satu kesamaan. Sadar tidak sih kalau wajah mereka tidak pernah tampak dalam keriuhan Kompasiana? Menambah suasana misteri bagi para Kners yang kepo, namun menambah nilai plus bagi diriku. Saya memiliki guru penulis dari dunia mistis.
Oke apa sih tujuan dari penulisan ini? Yang jelas bukan tulisan di hari Minggu yang bermutu jelek. Bukan juga kutukan bagi seorang Numerolog yang tidak ada baik-baiknya di mata Felix Tani. Baiklah, saya berjanji untuk tidak menggunakan angka, jimat, mantra, ataupun pelet pada tulisan ini.
Di awal-awal karirku sebagai kontributor Kompasiana, saya tak pernah segan menyalurkan hasrat kekepoanku terhadap siapakah kedua suhu dari dunia mistis ini. Bukannya Pocong atau Kuntilanak Tuna Angka yang kudapatkan, namun ternyata, selain menulis, kedua guru ini ternyata sangat piawai dalam dunia musik.
Link di bawah ini adalah sebuah lagu dengan judul Sang Pejuang Misi. Tertulis penciptanya adalah Romo Adi W. MSF dan Romo Bobby MSF. Untuk yang ini, saya telah mengkonfirmasikan kepada Romo Bobby 'Ruang Berbagi' sendiri, dan hasilnya SAH!
Sementara Felix Tani sendiri sebenarnya adalah seorang pianis jazz internasional. Beliau telah melanglang buana untuk memamerkan kepiawaiannya.
Untuk yang ini, sejujurnya saya tidak menanyakan langsung kepada beliau. Sebabnya karena memang aku lebih menyukai demikian adanya. Kalaupun ia tak mengakuinya, maka rasa hormatku justru semakin besar kepadanya. Felix Tani memiliki ilmu gaib yang sakti. Ia bisa mengubah wajahnya yang "ketani-tanian" menjadi "kebule-bulean."