Masih ada 4 tahun lagi hingga berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo, publik sudah mulai bertanya, siapakah bakal presiden RI ke-8 berikutnya.
Meskipun masih terlalu dini, namun tetap saja isu ini selalu asyik untuk diulik. Mulai dari alasan strategi dari para praktisi, menambah tingkat popularitas media survei, hingga hanya sekedar memuaskan nafsu dari para pemerhati.
Berbagai spekulasi dan survei dilakukan hanya karena rasa penasaran mengenai masa depan bangsa. Ditambah lagi, sebagai petahana Jokowi sudah tidak lagi memiliki peluang untuk maju.
Lembaga Indometer yang melakukan survei dalam kurun waktu 25 September hingga 5 Oktober 2020, melalui sambungan telpon secara acak kepada 1200 responden dari seluruh provinsi, menempatkan 5 capres yang memiliki elektablitas tertinggi berdasarkan urutan, yaitu:
1) Ganjar Pranowo, 2) Prabowo Subianto, 3) Anies Baswedan, 4) Sandiaga Salahuddin Uno, dan 5) Ridwan Kamil.
Sementara nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhyono menempati urutan ke-6, dan diikuti oleh nama-nama tokoh lainnya, seperti Khofifah Indar Parawansa, Gatot Nurmantyo, Mahfud MD, Puan Maharani, dan berbagai tokoh keren dan beken lainnya.
Nama-nama yang mencuat dalam hasil yang dilakukan oleh Indometer ini tidak terlalu jauh berbeda dari hasil-hasil pada lembaga survei lainnya. Dengan demikian, maka untuk sementara publik hanya bisa melihat siapakah yang sekiranya akan menjadi pilihan dalam konstelasi politik 2024 nanti.
Sebagai seorang Numerolog, tiada salahnya untuk memberikan sedikit gambaran mengenai siapakah yang bakal memiliki peluang sebagai presiden Republik Indonesia ke-8.
Namun sebelumnya, perlu diketahui bahwa angka 8 dari sisi Numerologi adalah angka yang "tak terbatas yang mewakili kemakmuran dan kesejahteraan." Meskipun angka ini juga penuh dengan ambisi dan intrik, namun jika waktunya tiba, harapan terbesar adalah yang terbaik bagi bangsa ini.
Untuk itu, maka penulis akan memberikan analisis dari 5 calon. Mengapa hanya 5, dan mengapa harus ke-lima orang ini saja? Tidak ada jawaban yang jelas, hanya peruntungan dan peruntukan dari 5 nama beruntung yang muncul di kepala penulis beruntun.
Puan Maharani, 6 september 1973