Sekilas Anggraeni dan Azis adalah pasangan yang normal. Dalam usia pernikahan yang sudah berjalan hampir 6 tahun, mereka telah dikaruniai seorang putri yang cantik jelita. Akan tetapi, mereka bukanlah pasangan yang biasa-biasa saja.
Azis adalah cinta pertama Anggraeni. Ia bertemu dengan sang pujaan hati ketika masih berusia 19 tahun. Menjalani masa pacaran selama 3 tahun, Azis bisa menunjukkan jati dirinya yang soleh. Tak sekalipun ia menuntut hubungan badan kepada Anggraeni.
Malam pertama dilalui dengan normal. Doa tersematkan dan anugrah pun terciptakan. Anggraeni hamil dalam waktu yang singkat. 9 bulan dilalui penuh ketenangan, 9 bulan berikutnya masih dijalani dengan tentram.
Hingga suatu malam di saat bulan purnama bersinar terang, Azis yang soleh meminta sang istri untuk kembali melayaninya dengan normal. Namun, jawaban dari Anggraeni sungguh mengejutkan, "Aku lagi tak bernafsu, Mas. Maaf."
Sekali dua kali, Azis masih sabar menanti. Hingga tahun demi tahun berganti, kejadian yang sama terus mengganjal di hati. Anggraeni kehilangan nafsu syahwatnya. Makan malam romantis dan liburan panjang telah dilakoni bersama. Kemesraan masih terjalin kental, namun dua sejoli tak lagi binal.
Anggraeni merasa bersalah, namun ia tak bisa membohongi dirinya yang sudah tidak bergairah lagi. Ia masih mencintai Azis dengan sepenuh hati, namun bukankah cinta tidak melulu urusan seks? Demikianlah prinsip dari sang istri yang setia ini.
Kesabaran memiliki batas, batang pohon tak akan tumbuh subur tanpa disiram. Azis menjalin kedekatan dengan Ozi, seorang wanita tomboi dari masa lalunya. Hubungan itu tak lebih dari sekedar urusan bisnis, namun bunga yang telah tumbuh, tak jua kunjung layu.
Anggraeni memaklumi Azis. Cintanya kepada sang Arjuna tak akan mati ditelan bumi. Anggraeni mengenal Ozi. Mereka sama-sama adalah mantan pramugari di maskapai negeri ini.  Â
Ia merestui Azis untuk melanjutkan hubungannya dengan Ozi yang cantik dan rupawan. Wanita karir sukses yang belum menikah ini adalah pasangan yang tepat untuk suaminya. Meskipun tidak rela berpisah, namun Anggraeni rela jika Azis dan Ozi memenuhi syarat semalam penuh keintiman. Lagipula Ozi adalah tipikal wanita berpandangan bebas, sebagaimana dirinya yang ingin bebas dari urusan seksualitas.  Â
Namun, Azis yang sabar dengan tegas menentang ide gila Anggraeni. Baginya, tidak ada masalah perkawinan yang tidak terselesaikan. Ozi hanyalah solusi sesaat, berkonsultasi ke dokter adalah jawaban yang tepat.
Tadinya Anggraeni khwatir jika ternyata ia memiliki kelainan jiwa ataupun penyakit kormobid yang membuat dirinya kehilangan gairah bercinta. Namun, setelah mendengarkan penjelasan dokter mengenai "Aseksual" barulah ia merasa tenang.