Kinley bukanlah pendeta biasa, ia diberi julukan "Nyonpa" atau dalam bahasa setempat artinya Gila. Sebabnya ia mengajarkan agama Buddha dengan cara yang tidak biasa. Sikapnya pun tidak kalah kontroversial, ia hobi main perempuan dan mabuk-mabukan.
Kinley memberikan pengajaran bahwa penis yang sedang ereksi dapat digunakan untuk mengusir roh jahat yang datang ke rumah. Ia bahkan memberikan kesaksian telah mengubah roh jahat menjadi penjaga rumah hanya dengan memukulkan ujung penis yang sedang berereksi ke roh jahat tersebut.
Tak disangka, ajarannya yang unik ini justru mendapatkan tempat di hati masyarakat Bhutan kala itu. Malahan banyak juga penduduk dari negara tetangga yang datang berguru kepadanya. Warga pun mulai beramai-ramai menggambar mural penis di rumah sebagai jimat penolak bala.
Biksu yang bertugas akan berdoa bersama perempuan tersebut dan memukulkan pelan relik kayu penis yang diyakini dibawa oleh Kinley dari Tibet sekitar 500 tahun lalu.
Festival Seks di Jepang
Tradisi unik tentang seks dan selangkangan bukan hanya milik masyarakat Bhutan saja. Jepang yang terkenal dengan reputasi esek-eseknya juga ternyata melihat seks sebagai sesuatu yang luhur, yakni melambangkan kreasi dan kesuburan.
Ada tiga festival berbeda di Jepang yang semuanya mengutamakan hubungan antara penis dan kesuburan.
Honen Matsuri adalah festival panen yang dirayakan oleh penduduk Komaki Aichi. Festival yang diadakan setiap tanggal 15 Maret itu melibatkan ritual mengarak Oowasegata atau patung kejantanan pria. Menariknya, panen bagi warga Komaki Aichi bukan hanya uang dan ternak saja, namun juga keturunan. Itulah sebabnya, mengapa patung penis dianggap sebagai simbol kesuburan.
Konon di zaman dulu ada iblis yang bersembunyi di dalam vagina seorang gadis dan memakan korban penis dua pria yang mempersuntingnya. Untuk mengusir roh jahat, sang gadis kemudian meminta bantuan seorang pandai besi untuk membuatkan alat kelamin dari besi guna mengusir setan dalam kemaluannya.