Tanpa disadari pola pikir ini yang akan menimbulkan keengganan untuk cepat-cepat kawin. Jika dibiarkan terus menerus maka orangtua akan menjadi khwatir sehingga perjodohan keluarga dianggap sebagai opsi yang paling masuk akal.
Ketiga, Kebebasan adalah Segalanya
Kehidupan sebagai suami dan istri tidak melulu bahagia terlihat, sebagian orang justru merasakannya sebagai beban. Akibatnya, ada yang berprinsip untuk menikmati kebebasan, travelling, atau menekuni hobi sebelum terjerembab dalam tanggung jawab yang tak berkesudahan.
Bagi mereka, pernikahan adalah sebuah komitmen yang mengikat. Banyak hal yang tak bisa dilakukan lagi, jika sudah berstatus keluarga. Tanggung jawab sebagai suami atau istri adalah dunia yang betul-betul berbeda.
Hingga tibalah saatnya...
Layaknya kesehatan, jika penyakit sudah datang menyerang, maka menyerahkan nasib kepada para ahli adalah jalan yang terbaik. Begitu pula dengan masalah jodoh. Jika sudah tidak laku-laku, maka perjodohan keluarga mungkin adalah jalan keluar yang terbaik.
Sebelum menutup semua pintu hati, ada baiknya merubah paradigma. Siapa tahu saja perjodohan keluarga justru memberikan manfaat yang tidak kalah hebat? Apa saja itu, mari kita ulik bersama.
Restu Orangtua
Orangtua adalah segalanya. Ia tidak akan membiarkanmu menderita. Meskipun selera mereka adalah rengginang dalam kaleng Khong-guan, paling tidak itu adalah selera sepanjang masa ketimbang Korean Cream Cheese yang musiman.
Perjodohan keluarga tentu terjadi karena adanya hubungan dekat yang jauh sebelumnya. Pertimbangan yang diberikan tentu berdasarkan kualitas keluarga yang terpilih. Harus diingat, bahwa bagi orang Indonesia, pernikahan dua insan, sesungguhnya adalah pernikahan dari dua keluarga besar.
Nah, keuntungan bagi kamu adalah pasti mendapatkan pasangan yang baik di mata keluarga. Orangtua kamu pasti akan menghormati pasanganmu, dan begitu juga sebaliknya. Dan yang terpenting, bukankah membahagiakan orangtua adalah amalan yang tinggi?
Mengurangi Proses yang Panjang
Saat ini, diri mungkin terlalu sibuk untuk mencari calon suami atau istri. Atau bisa juga lagi malas karena trauma masa lalu. Nah, perjodohan keluarga mungkin bisa menjadi alternatif di sini.
Mengurangi proses yang panjang dan berbelit-belit. Serahkanlah masalah kamu kepada kedua orangtua. Mereka akan dengan senang hati membantunya.
Terkesan kuno? Mari kita membandingkannya dengan aplikasi pencari jodoh semacam Tinder.