Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jodoh Ada di Tangan Tuhan, Jomlo Ada di Mana-mana

18 Oktober 2020   16:46 Diperbarui: 25 Mei 2021   09:22 2472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

William Farr, seorang dokter di Inggris pernah menyatakan bahwa "Pernikahan adalah sebuah warisan yang sehat".

Tujuan dasar dari sebuah pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan, mencari status sosial sebagai seorang yang "dewasa", hingga mendapatkan pasangan sejati yang bisa saling menjaga hingga akhir menutup mata.

Jika anda merasa bahwa ketiga hal ini tidak penting, maka anda termasuk golongan yang memang tidak ingin menikah.

Seiring waktu berjalan, pandangan sosial banyak mengalami perubahan. Ada yang mengatakan bahwa kehidupan lajang adalah sebuah keputusan yang jauh lebih sehat dan bahagia.

Pada tahun 2017, terdapat rekor jumlah orang dewasa di seluruh dunia yang masih membujang. Selain itu, data juga menyatakan bahwa lebih dari 110 juta orang bercerai dan terus melajang.

Para peneliti yakin bahwa jumlah ini akan terus meningkat. Lantas, mengapa ada manusia yang tidak ingin menikah?

Pernikahan Bukan Ukuran Kedewasaan

Di zaman dahulu, pernikahan adalah sebuah tanda kedewasaan. Oleh sebab itu, usia pernikahan cenderung sangat dini. Sedangkan saat sekarang, sebuah kedewasaan tidak lagi ditandai dengan pernikahan.

Banyak orang yang lebih mementingkan pendidikan formal dan karir yang bagus sebagai tanda kemandirian.

Adalah hal yang wajar untuk mencari nafkah dalam kehidupan. Memiliki pekerjaan yang bagus adalah impian dari setiap orang. Uang yang dihasilkan kemudian menjadi perbedaan status dalam kehidupan sosial.

Emansipasi Wanita dan Lunturnya Budaya Patriarki

Selama berabad-abad wanita selalu berjuang untuk kesetaraan hak dan pengakuan. Harus diingat, emansipasi adalah sebuah perjuangan agar terlepas dari budaya patriarki yang didominasi oleh kaum pria. Tanpa disadari, hal ini kemudian menimbulkan perubahan dalam cara pandang tentang pernikahan. 

Masih setengah abad yang lalu, pernikahan adalah masalah status dan harta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun