Tidak ada teriakan pemacu semangat ataupun adrenalin khas Kungfu yang disajikan. Setiap gerakan dibawa dengan tenang, pukulannya selalu efektif, cepat, dan mematikan.
Begitulah gaya khas dari Ip Man, guru besar aliran Kungfu Wing Chun.
Banyak yang mengenal Ip Man dari film yang pertama kali dibuat pada tahun 2008 dengan Judul Ip Man.
Sebelumnya mungkin banyak yang tidak tahu mengenai aliran Kungfu ini, dan juga kenyataan bahwa Ip Man adalah guru Kungfu Bruce Lee, praktisi Kungfu yang juga merupakan aktor terkenal dari Hong Kong yang pertama kali menembus industri film Hollywood.
Film Ip Man yang dibintangi oleh aktor Donnie Yen, hadir dalam 4 sekuel, yaitu Ip Man (2008), Ip Man 2 (2010), Ip Man 3 (2015), dan Ip Man 4, The Finale (2019).
Belum termasuk beberapa film lain yang juga bertemakan Ip Man, namun tidak dibintangi oleh Donnie Yen, seperti Ip Man, The Final Fight (2013), The Grand Master (2013), dan Master Z, Ip Man Legacy (2018). Â
Melalui film ini, masyarakat kemudian mengenal sosok sang Grand Master Wing Chun dengan lebih jelas. Akan tetapi, tahukah anda jika apa yang dikisahkan tentang Ip Man dalam film-filmnya semua adalah fakta yang didramatisir? Mari kita ulik sejarah yang sebenarnya;
Lahir dari Keluarga Pedagang Kaya Raya
Ip Man lahir di Foshan, Provinsi Guandong, China, pada tanggal 1 Oktober 1893. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Ip Oip-dor dan ibunya bernama Ng Shui.
Ip Oip-dor adalah seorang hartawan pemilik kerajaan bisnis dan tuan tanah di Foshan hingga ke Hong Kong.
Pertama Kali Mengenal Kungfu
Ip Man pertama kali mengenal Wing Chun dari seorang yang bernama Chan Wah-Shun. Ia adalah seorang penyewa lahan di belakang rumah Ip Man. Di kala itu, Ip Man baru berusia 12 tahun dan sering menonton Chan Wah-Shun melatih Wing Chun.
Atas ketertarikannya, Ip Man memohon kepada guru Chan untuk mengangkatnya menjadi murid. Permintaan itu membuat Chan kebingungan.
Ia cemas karena kondisi kesehatan Ip Man muda yang tidak stabil, namun, di sisi lain, ia juga merasa segan, karena Ip Man adalah anak dari tuan tanah dari tempat yang ia sewa.
Akhirnya untuk menolak Ip Man secara halus, guru Chan dengan sabar menasehatinya bahwa anak kaya biasanya tidak sepadan dengan Kungfu.
Ip Man tetap bersikeras, sehingga guru Chan kemudian mengsyaratkan sebuah permintaan yang tidak masuk akal, dengan harapan agar Ip Man menghentikan keinginannya.
Guru Chan kemudian meminta uang sebesar 20 ons perak yang setara dengan sebuah rumah pada zaman itu. Sangat beda jauh dengan biaya belajar dari murid lainnya yang hanya sebesar 20 tael.
Tak disangka keesokan harinya Ip Man datang kembali dan membawa sejumlah uang yang disyaratkan, hasil dari pemberian ayahnya. Akhirnya guru Chan pun menyerah dan mengangkat Ip Man sebagai murid ke-16 dan terakhir.
Setelah tiga tahun melatih Ip Man, kesehatan guru Chan menurun. Selanjutnya atas wasiat dari guru Chan, Ip Man kemudian lanjut dilatih oleh Ng Chung-so.Â
Melanjutkan Sekolah ke Hong Kong
Di Usia 15 tahun, Ip Man dikirim oleh orangtuanya ke Hong Kong untuk melanjutkan pendidikan. Di Hong Kong, Ip Man bersekolah di St. Stephen's College, sebuah sekolah berbahasa Inggris terbaik.
Meskipun jauh dari guru dan perguruannya, Ip Man tetap konsisten berlatih teknik Wing Chun seorang diri, dengan bermodalkan mok yang jong atau boneka kayu yang sering dilihat pada film-film Ip Man.
Ilustrasi Ip Ching, anak dari Ip Man dengan balok kayu Mok Yang Jong (sumber: asiaone.com)
Mendapatkan Lawan Berat dan Guru Kedua
Ip Man menjadi anak yang arogan lantaran tidak ada satupun murid di sekolah yang bisa mengalahkannya. Hingga suatu hari seorang kawannya mengatakan bahwa ia mengenal seorang teman ayahnya yang jago Kungfu bernama Leung Bik.
Akibat arogansinya Ip Man kemudian menantang pria berusia 50 tahunan tersebut. Meski sudah paruh baya, ternyata Leung Bik dapat dengan mudah mengalahkan Ip Man muda dengan jurus yang sama!
Akhirnya Ip Man mengaku kalah dan tidak berani bertarung ulang lagi. Terakhir ia baru mengetahui bahwa Leung Bik adalah anak dari Leung Jan, alias guru dari Chan Wah-shun, alias saudara seperguruan guru Chan.
Mengetahui hal ini, Ip Man kemudian meminta Leung Bik menjadi gurunya, yang diterima degan senang hati. Guru Chan berbadan besar, sehingga gaya bertarungnya lebih mengandalkan kekuatan. Sementara guru Leung yang berbadan lebih kecil, kerap mengandalkan teknik dalam pertarungan.
Ip Man beruntung, karena memiliki ilmu dari dua guru yang berbeda teknik, yang dapat ia dipadukan dalam aliran Wing Chunnya yang terkenal.
Kembali ke Foshan dan Membina Kehidupan Berkeluarga
Pada tahun 1917 Ip Man kembali ke Foshan pasca meninggalnya ayahnya. Ip Man bukanlah pengusaha tulen dan lebih memilih Kungfu sebagai jalan hidupnya.
Ia menjual semua asetnya di Hong Kong dan memutuskan untuk hidup dari hasil penjualannya. Dengan demikian ia bisa berkonsentrasi untuk memperdalam ilmu Wing Chun.
Pada tahun 1923 Ip Man menikah dengan anak seorang tuan tanah lainnya, dan putra pertamanya Ip Chan lahir setahun kemudian. Ip Man sebenarnya memiliki empat orang anak lelaki, yaitu Ip Chun dan Ip Ching, serta dua anak perempuan, yaitu Ip Nga-sum dan Ip Siu-wah.
Hal ini berbeda dengan kisah di filmnya yang menyebutkan bahwa Ip Man hanya memiliki dua anak lelaki saja.
Masa-masa Sulit
Pada tahun 1937 Jepang mulai menduduki China. Foshan tidak luput dari serangan. Hal ini menjadi titik balik kehidupan Ip Man. Rumahnya dirampok paksa oleh tentara pendudukan Jepang dan bisnis tekstilnya hancur.
Orang Jepang tahu bahwa Ip Man adalah guru Kungfu yang jago dan memintanya untuk mengajari mereka. Namun permintaan ini ditolak oleh Ip Man, hingga memaksanya untuk melarikan diri ke daerah pedesaan di luar kota.
Selepas Perang Dunia II berakhir dan tentara Jepang hengkang dari China, Ip Man kembali ke Foshan. Mengandalkan reputasi dan kemampuan Kungfunya, Ip Man kemudian bekerja sebagai kepala polisi bagi partai nasionalis China, Kuomintang yang berkuasa.
Ip Man hanya bisa bertahan hidup dengan tenang untuk beberapasaat. Setelah Partai Komunis China berkuasa di tahun 1949, Ip Man yang memiliki status sebagai pegawai Partai Nasionalis China tidak bisa bertahan.
Rumahnya kembali disita oleh pemerintah dari Partai Komunis atas nama reformasi agraria. Atas kejadian tersebut Ip Man kembali mengungsi Ke Hong Kong.
Nah kenyataan ini juga tidak sama dengan apa yang dikisahkan dari film. Pada kisah di filmnya, alasan Ip Man kabur ke Hong Kong akibat menjadi buronan tentara Jepang.
Kehidupan di Hong Kong
Kehidupannya di Hong Kong dijalani dengan sangat menyedihkan karena ia harus terpisah dari anak dan istrinya, setelah pihak China menutup perbatasannya dengan Hong Kong pada tahun 1951.
Fakta ini juga berbeda dengan di film, yang mengisahkan bahwa Ip Man pindah ke Hong Kong bersama anak dan istrinya. Begitu pula dengan kenyataan bahwa anak keduanya, Ip Ching yang disebutkan lahir di Hong Kong.
Di Hong Kong, Ip Man kemudian mendirikan perguruan Wing Chun. Sempat berpindah-pindah beberapa kali karena kurang terkenal, terakhir Ip Man mendirikan sekolah Wing Chunnya di Distrik Yau Ma Tei.
Dari sinilah, teknik Wing Chun kemudian dipopulerkan oleh beberapa muridnya, termasuk Lee Jung-fang, alias Lee Hsiao-long, alias Bruce Lee.
Bertemu dengan Bruce Lee
Ip Man bertemu dengan Bruce Lee ketika ia masih berusia 15 tahun. Di kala itu, motivasi Bruce Lee untuk belajar Kungfu tiada lain hanya untuk berkelahi dengan para musuh-musuhnya di jalanan.
Bertahun-tahun kemudian setelah Bruce Lee merantau ke Amerika Serikat dan sukses menjadi aktor terkenal, pada tahun 1967 ia kembali berkunjung ke Hong Kong.
Meskipun Bruce Lee telah mengembangkan aliran Jet Kune Do nya sendiri, ia tidak melupakan aliran Wing Chun yang telah membesarkan namanya. Sebagai balas jasa kepada Ip Man, ia kemudian membantu sang Master mendirikan Vin Tsun (Wing Chun) Athletic Association.
**
Pada tanggal 2 Desember 1972, Ip Man meninggal dunia akibat kanker tenggorokan yang telah lama dideritanya. Jenazahnya dimakamkan di area Wo Hop Shek, Hong Kong.
Ip Man adalah seorang praktisi Kungfu sejati yang mencintai Wing Chun. Ia sama sekali tidak memiliki ambisi untuk kekayaan maupun popularitas. Anak-anak dan para murid Ip Man lah yang justru menyebarkan ajaran Wing Chun ke seluruh penjuru dunia, hingga menjadi terkenal seperti saat ini.
Hingga kini warisannya telah mendunia dan seperti apa kata pepatah; Permata akan tetap berkilau, meskipun berada di dalam lumpur.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H