Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memberi Nama kepada Benda Kesayangan, Mengapa Tidak?

14 Oktober 2020   11:43 Diperbarui: 3 Juni 2021   11:09 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penulis bersama Herwiratno (dokumen pribadi)

Apakah laptop kamu memiliki nama? Jika tidak, mungkin kamu bisa mempertimbangkannya, sebagaimana "Lappie" yang sekarang setia menemani penulis dalam berkarya.

Awalnya penulis melihat hal ini sebagai sesuatu hal yang biasa-biasa saja. Namun pandangan berubah setelah bertemu dengan Herwiratno, sang "pembawa misi jiwa" yang berkesempatan berkunjung ke Makassar, pada pertengahan Bulan Juli tahun 2019.

Foto penulis bersama Herwiratno (dokumen pribadi)
Foto penulis bersama Herwiratno (dokumen pribadi)
Menurut Mas Herwiratno, Alam memang luar biasa adanya, segala sesuatu yang kita inginkan telah tersedia di dalamnya. Yang perlu dilakukan hanyalah menyatu dengan alam, dan menjadi bagian dari satu kekuatan yang akbar.

Baca juga: Seegois Apakah Anda Saat Memberi Nama Anak?

Alam itu sendiri, bukan hanya tentang manusia dan kehidupan, namun juga seluruh benda mati yang ada di sekitar kita. Cara yang paling tepat untuk menyatu, adalah dengan mengirimkan energi padanya, termasuk si "Lappie".

Nah, pemberian nama adalah salah satu contoh bagaimana energi dapat ditransfer.

Seharusnya, ide ini bukanlah hal yang baru. Sejak zaman nenek moyang, penyapaan terhadap alam, seperti pohon, bulan, bintang, gunung, dan lain sebagainya sudah sering dilakukan.

Para moyang percaya bahwa setiap benda, pada akhirnya memiliki jiwa yang harus dihormati juga. Para ksatria memberi nama bagi pedangnya, para raja kuno memberi nama kepada keretanya.

Akan tetapi, apakah manusia modern masih menjalankan kebiasaan ini?

Menurut penelitian dari perusahaan asuransi Nationwide di Amerika Serikat, sekitar 25% pemilik mobil memberi nama pada mobilnya.

Bisa saja penelitian ini hanya sekedar iseng dan tidak berbasis ilmiah, namun cukup untuk membuktikan bahwa masih banyak yang suka memberi nama kepada benda miliknya.

Nah, berdasarkan penelitian ilmiah, ternyata ada 3 alasan mengapa hal ini bisa dilakukan:

Fitur Mirip Manusia

Senada dengan penelitian ini, psikolog Dr. Nicholas Epley dari Univeristy of Chicago mengatakan bahwa salah satu alasan utama pemberian nama kepada benda kesayangan, adalah karena mereka memiliki fitur yang mirip manusia.

Baca juga: Ketika Orang "Semena-mena" Memberi Nama Makanan

Perkembangan Teknologi

Pemberian nama terhadap benda juga semakin berkembang dengan adanya fitur yang sifatnya Antropomorfik atau mirip manusia. Fitur ini diantaranya adalah suara GPS, suara Google Voice, Apple Siri, autopilot, dan lain sebagainya.

Fitur ini kemudian memberikan semacam hubungan batin dengan penggunanya, apalagi jika sang pengguna cukup aktif menggunakannya. Tanpa disadari, sang pengguna kemudian menyamakan perilaku terknologi tersebut dengan manusia.

Menunjukkan Kepemilikan atau Keterikatan

Sejak dahulu hingga kini, nama selalu diberi nama. Bukannya tanpa alasan, namun itu berguna sebagai identitas kepemilikan.

Selain kapal, di zaman perang dunia, pada saat pesawat terbang masih merupakan barang baru, para pilot juga selalu memberikan nama wanita pada pesawatnya.

Hal ini dimaksudkan agar adanya ketekaitan emosional dengan peswat, karena teknologi zaman dulu yang masih terbatas, kadang juga memerlukan kerja sama pesawat dalam bentuk "hoki'.

Karena Kesepian

Masih ingat film Cast Away (2000), yang dibintangi oleh Tom Hanks? Film yang mengisahkan kisah terdamparnya Tom Hanks di sebuah pulau terpencil, menceritakan bagaimana ini menjalani hidup seorang diri selama bertahun-tahun lamanya.

Ada sebuah adegan, dimana ia memberikan nama Wilson pada sebuah bola voli yang digambar dengan muka manusia. Nampak bagaimana Tom Hanks memiliki kedekatan batin ketika membawa bola volly tersebut ikut bersamanya dalam sampan.

Baca juga: Ada-ada Saja kalau Peneliti Memberi Nama Prasasti Kuno

Wasana Kata

Pada dasarnya, manusia memiliki kebutuhan dasar untuk bersosialisasi, meskipun ia mengaku penyendiri atau introvert. Seseorang yang mungkin kurang nyaman berbicara dengan orang lain, akan menciptakan hubungan emosionalnya dengan hewan peliharaan atau melalui benda yang telah diberikan nama.

Nah, jadi kalau ada yang ikut gaya penulis bersahabat dengan "Lappie" janganlah terlalu malu untuk mengungkapkannya. Bercerita atau bercengkrama dengan benda pribadi adalah hal yang wajar kok. Tidak perlu khwatir kamu sudah terkena gangguan sakit jiwa

Selain bisa untuk menyampaikan unek-unek yang terpedam, juga bisa belajar menghargai benda-benda mati di sekeliling kamu.

Bagaimana dengan anggapa bahwa benda mati tersebut memiliki ruh? Wallahualam...

Referensi:  1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun