"Segala sesuatu yang baik, akan dimulai dari hari yang baik."
Begitulah pesan almarhum engkong yang harus dituruti oleh seluruh keluarga. Tidak terlalu susah, karena sebagai keturunan Tionghoa, daftar hari-hari baik lengkap dengan 'mix and match' terhadap shio, bisa dilihat dengan mudah dari sebuah buku ramalan tahunan.Â
Apapun jawabannya kepada 'emma', bagi penulis, hari baik adalah penting adanya, minimal untuk menenangkan arwah si engkong yang berada di surga (semoga demikian adanya).
Adakah hari baik? Adakah hari-hari tertentu yang membawa kesialan? Susah dijawab, karena akan kembali kepada persepsi masing-masing.
Sebagai seorang Numerolog, penulis memang sangat menolak hal-hal yang berbau negatif. Masalahnya, jika pasien sudah datang berkunjung, maka tentu mereka berharap "mendengarkan apa yang ingin didengar".
Selain itu, ucapan adalah doa dan harapan. Sehingga apa yang diyakini, biasanya sih akan terjadi. Bukan karena hal gaib, namun karena sistem kerja proses pikiran memang demikian adanya.
Mengenai hari baik, ada triknya tersendiri. "Tidak ada hari yang tidak baik". Pernyataan ini sering menjadi masalah, karena 'paranormal' lainnya, justru cenderung mengatakan hal yang sebaliknya.
"Hari baik dan hari sial itu ada dan tersedia. Oleh sebab itu, manusia harus berhati-hati dalam menyikapinya". Ini belum termasuk gelar 'paranormal abal-abal' yang disematkan kepada penulis dari para Master dan Suhu hebat lainnya.
Oke, penulis cukup nyaman dengan istilah 'abal-abal', malahan lebih senang lagi kalau gelar paranormal dicabut sekalian, biar diblacklist dunia gaib.
Sebabnya hari baik, sangat bergantung kepada dua kekuatan yang terbesar dari manusia, yaitu pikiran dan perasaan. Â
Mari kita tilik bersama;
Setiap orang punya persepsi terhadap hari baik. Hari senin diistilahkan dengan 'Manic Monday' atau saatnya bekerja lagi, setelah menikmati hari libur. Hari jumat adalah saatnya menyambut akhir pekan, sehingga muncullah jargon "TGIF".
Orang Makassar sendiri tidak suka dengan hari selasa, yang berkonotasi 'Sala-sala' atau tanggung dalam bahasa Makassar. Bagi umat muslim, biasanya hari jumat adalah waktu yang terbaik untuk potong rambut.
Begitu banyaknya persepsi dan pemahaman mengenai hari baik, sehingga kitab Thong-shu pun sering diabaikan.
Dengan demikian, yang manakah sebenarnya hari baik maupun yang tidak baik?
Nah, untuk itu, penulis akan memberikan beberapa tips untuk selalu berada pada hari baik.
Pertama, bangun sepagi mungkin.
Bangun di pagi hari, adalah awal yang baik untuk memulai hari. Orangtua mengatakan, mereka yang membuka pintu lebih pagi akan mendapatkan rezeki yang lebih banyak dari para malaikat.
Oleh sebab itu, usahakanlah bangun pagi beberapa jam, sebelum kegiatan rutin dilakukan. Selain lebih terasa relaks, pikiran yang segar di pagi hari akan sangat memberikan pengaruh terhadap harimu.
Bangun terlambat hanya akan membuat harimu menjadi buruk. Mandi terburu-buru, tidak sempat sarapan, pada akhirnya hanya akan membuat harimu tidak menyenangkan.
Kedua, atur pikiran-pikiran positif.
Kesalahan terbesar yang membuat hari menjadi rusak, adalah munculnya pikiran-pikiran negatif seperti, khwatir, takut, ragu, dan lain sebagainya.
Seringkali suasana kantor, seperti bos yang tidak menyenangkan, kawan yang menjengkelkan, hingga pekerjaan yang membosankan, membuat kita sudah keder duluan.
Cobalah untuk berpikir positif dengan membayangkan hal-hal yang indah yang akan ditemui di kantor. Menimbulkan perasaan bahagia, akan melenyapkan keraguan yang belum tentu terjadi. Disaat yang sama, pikiran positif akan mengubah harimu menjadi menyenangkan.
Ketiga, doa untuk 10 orang pertama.
Tibalah saatnya untuk berangkat kerja. Tekadkanlah dirimu untuk mendoakan 10 orang pertama dalam perjumpaanmu. Mereka melambangkan interaksimu dengan sesama pada hari ini.
Jika kamu bertemu dengan tetangga, ucapkanlah dalam hati, "semoga engkau berbahagia". Jika kamu bertemu dengan pengemis, berilah sedekah. Jika kamu melihat warung yang sedang sepi, doakanlah "semoga hari ini rezekimu berlimpah".
Percayalah, hukum timbal balik akan bermain disini. Doa yang sama pun akan kamu terima, pada saat engkau memberikannya kepada mereka. Selain itu, doa dan pengharapan yang tulus, akan menimbulkan sifat 'metta' (welas asih), yang membuat dirimu lebih sabar dalam menghadapi harimu.
Bagaimana dengan tanggal baik? Setiap orang mempunyai energi terhadap tanggal-tanggal tertentu. Untuk itu, penulis akan menuliskannya pada artikel yang berbeda.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H