Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

3 Proses Kesadaran Penuh dan 4 Kondisi Batin yang Luhur

28 September 2020   19:23 Diperbarui: 28 September 2020   19:29 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: yogaashfield.com.au)

Kita tidak menginginkan kena tipu lagi. Kita tidak mau dikhianati lagi. Kita menderita akibat keputusan yang salah. Semuanya hanya mengubah diri kita menjadi putus semangat, selalu menyalahkan orang lain, mudah tersinggung, dan marah tanpa juntrungan.

Kita terperangkap dengan indahnya masa depan. Membangkitkan ekspektasi yang tiada habisnya. Atas nama 'masa depan yang lebih baik', justru harapan buruklah yang merambah.

Kita tidak ingin gagal. Kita tidak mau dipermalukan. Kita ogah hidup susah. Semuanya hanya menimbulkan kekhwatiran yang belum tentu terjadi, rasa takut, gelisah, dan selalu berburuk sangka.

Apakah dengan mengubah masa lalu, kita dapat hidup lebih baik sekarang? Belum tentu, lagipula masa lalu hanyalah delusi. Kita hidup di zaman sekarang yang merupakan kumpulan dari aksi masa lampau. Terima kenyataanya, tanpa berharap ada perubahan.

Apakah dengan mengkhwatirkan masa depan, kita dapat hidup sesuai dengan urutan? Tidak tentu, karena masa depan bukanlah ilusi. Kita hidup di zaman sekarang yang merupakan bibit dari buah masa depan. Lakukan aksinya, tanpa berkehendak ada keajaiban.

"Menjaga diri kita akan menyelamatkan orang lain". 

Caranya adalah dengan melakukan tiga proses yang disebut dengan Kesadaran Penuh atau "Mindfulness".

Pertama, selalu berada dalam kondisi sadar.

Kondisi sadar bukan sesuatu yang berarti tidak sadar (pingsan, tidur, atau mabuk). Yang dimaksud disini adalah menyadari setiap pikiran, tindakan, dan ucapan.

Jangan melamun pada saat berjalan, tidak main hape pada saat berbincang, dan selalu berkonsentrasi pada saat sedang melakukan sesuatu.

Kedua, selalu bersyukur.

Disaat kita sadar, maka penting untuk merawat pikiran baik tetap tumbuh subur dalam pikiran. Cara yang terbaik adalah dengan memberikannya pupuk berupa rasa syukur. Bersyukurlah untuk segala hal yang dipikirkan, dalam setiap kesadaran yang muncul.

Ketiga, selalu berpikir optimis.

Setelah menjaga pikiran dalam keadaan sadar, dan memupuknya dengan rasa syukur, maka kini saatnya membajak dengan pikiran yang optimis.

Apa yang ditanam, itulah yang dituai. Sikap optimis disini, bukan terhadap hasil yang akan dicapai, namun terhadap apa yang telah kita tanam. Dengan kesadaran dan rasa syukur, maka sesungguhnya kita telah menanam bibit kebajikan yang bagus untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun