Setelah era Soekarno berakhir, lottere Toto bisa dimainkan kembali, dan sistemnya diatur oleh pemerintah daerah dan pusat. Namun demikian, meskipun namanya adalah Toto, permainan ini tidak dimaksudkan untuk judi.
Katanya sih, "cuman sekedar kupon olahraga berhadiah". Pada tahun 1968, pemda Surabaya mengeluarkan produk "Lotto" atau "Lottere Totalisator". Tujuannya untuk mengumpulkan dana PON yang akan diadakan di Surabaya.
Pun ada juga istilah NALO (Nasional Lottere), yang dibentuk oleh Gubernur Jakarta, Ali Sadikin.
Hingga akhirnya terbentuklah Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola yang resmi dijual bebas, pada tahun 1985. Kupon yang bermaksud untuk menunjang pegembangan dan pembinaan prestasi olahraga Indonesia ini, bahkan diresmikan melalui perundang-undangan undian berhadiah.
Pemerintah berdalih bahwa undian tidak akan membawa dampak buruk dalam kehidupan sosial. Maka dari itu, permainan ini semakin memasyarakat dan berubah nama menjadi KSOB (Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah) dan SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah).
Penyelenggaraan ini sebenarmya mengikuti sistem yang dilakukan oleh Inggris dan Singapura. Dalam kurun waktu satu tahun saja, SDSB berhasil mengumpulkan dana masyarakat sebesar 221,2M. Jumlah yang fantastis di kala itu.
Namun sayangnya, korupsi yang merajalela, tidak membuat dana ini tersebar dengan luas di masyarakat. Akhirnya MUI dan beberapa organisasi lainnya memberi keputusan untuk mengharamkan kegiatan ini.
Akan tetapi masyarakat yang sudah terlanjur tergila-gila kemudian tetap melanjutkannya dengan cara sembunyi-sembunyi, mengikuti pasaran Singapura. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi, masyarakat pun bisa membeli langsung kepada pemerintah singapura, tanpa melalui perantara lagi.Â
Alhasil, bagaimanapun bentuknya, apapun alasannya, Togel sudah menjadi bagian dari asimilasi budaya di Nusantara.
Memenangkan togel bagai mendapat durian runtuh, tak peduli berapa banyak uang yang sudah habis keluar, tetap cerita dibalik kemenangan akan mendatangkan pujian dan kemahsyuran.
Jika mereka diminta menceritakan kisah suksesnya, maka 'Kemurahan Tuhan' menjadi alasan terbesar. Mereka terpilih melalui tanda-tanda alam, baik dari kejadian nyata, seperti bertanya kepada orang gila yang lewat, usaha spiritual, seperti semedi di kuburan angker, maupun dari dunia mimpi.
Adapun arti dari mimpi kemudian bisa diinterpretasikan dengan cara masing-masing. Teori yang paling lazim adalah angka pada 'shio'. Misalnya mimpi 'naga', maka tahun kelahiran atau usia mereka yang bershio 'naga', dijadikan patokan.