Penggemar film aksi horor, pasti mengenal apa itu Zombie. Mahluk berbentuk mayat hidup berjalan ini, sudah menjadi ikon pop dari berbagai karya fiksi.
Sejak George A. Romero pertama kali membesut film 'Night of The Living Dead' (1968), berbagai jenis karya literatur zombie telah menjadi pilihan pencipta karya fiksi. Atas karyanya, George A. Romero, kemudian mendapat gelar sebagai Bapak Zombie Modern. Â
Mulai dari pernak-pernik seperti kaos, tas, dan stiker, hingga ke peralatan yang lebih serius seperti berbagai jenis pisau dan buku petunjuk mengenai cara menyelamatkan diri dari zombie.
Amerika memang terkenal dengan budaya popnya. Rakyat Amerika tidak pernah berhenti berimajinasi untuk selalu menciptakan tren baru bagi dunia.
Gerakan Akhir Zaman.
Gerakan Preppers atau Survivalism adalah sebuah komunitas yang berkembang cukup besar di Amerika Serikat. Mereka adalah termasuk orang yang selalu bersiaga menghadapi skenario akhir zaman.
Baca Juga:Â Mengenali Gerakan "Preppers" Ditengah-tengah Kepanikan Virus Corona.
Gerakan ini sudah muncul di Inggris dan Amerika Serikat sejak tahun 1930. Pemicunya adalah The Great Deppresion yang memporak-porandakan ekonomi dunia. Namun, menjadi lebih terkenal lagi, sejak adanya ancaman perang nuklir pada masa-masa perang dingin antara NATO dan kelompok Uni-Soviet.
Preppers memiliki sebuah buku panduan yang berisikan berbagai skenario akhir zaman. Meskipun unik dan nyeleneh, namun buku panduan tersebut sering dijadikan bahan diskusi antara para ilmuwan untuk melihat apa yang ada di kepala para imajiner ini. Â
Akan tetapi, apakah benar wabah zombie adalah hal yang harus kita khwatirkan? Marilah rehat sejenak dari kenyataan, dan melihat apa saja faktor yang membuat komunitas ini memercayai adanya ancaman zombie.
Asal Muasal Zombie.
Adalah seorang penyair asal Brazil, Robert Southey yang pertama kali memunculkan kata Zombie. Puisinya yang diciptakan pada tahun 1819, menceritakan mengenai seorang pemberontak Afro-Brazil yang bernama Zumbi.
Namun kata Zombie sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Kongo, 'nzambi' yang berarti 'jimat'. Meskipun ada juga versi lain juga yang mengatakan bahwa 'Nzambi' memiliki arti sebagai 'mayat'.
Kamus Besar Oxford kemudian memasukkanya sebagai kata serapan bahasa Afrika Barat.
Praktik Voodo dan Mitologi Kuno.
Pergeseran makna Zumbi atau Zombie sendiri dari kata 'jimat' menjadi mahluk mayat hidup berasal dari legenda rakyat Haiti. Konon praktik sihir hitam Voodo, mampu menghidupkan mayat yang sudah meninggal. Sejak saat itu, cerita kemudian berkembang luas yang menjadikan Zombie seperti yang kita kenal sekarang.
Baca juga: Kitab Kuno Zaman Dinasti Qing, Mengungkap Fajta Jiang Shie.
Selain itu, Perancis di abad pertengahan juga memercayai adanya mayat yang bisa kembali dari kubur untuk balas dendam. Hal ini tertera pada ensiklopedia "Things that Never Were," mengenai kumpulan mahluk mitologi yang diyakini ada oleh masyarakat kuno.
Dengan demikian, maka tanpa disadari konsep Zombie ini sudah mengakar budaya dengan peradaban manusia sejak dulu kala, sehingga tidak heran jika pada saat 'Zombie Modern' diperkenalkan, masyarakat dengan mudah menerimanya sebagai sesuatu yang nyata.
Kenyataan manusia hidup yang bangkit lagi
Dalam berbagai kisah yang beredar di seluruh dunia, terdapat beberapa cerita yang memiliki bukti yang valid mengenai adanya manusia yang bangkit dari kubur.
Kisah dari Ni Wayan Roti (39) yang diketahui sudah meninggal, tiba-tiba hidup kembali, menjadi salah satu contoh dari peristiwa ini.
Dilansir dari kompas.com, apa yang dialami oleh Roti adalah pawisik atau suara gaib untuk menjalani kehidupan sebagai seorang Djiwati (orang suci) dengan gelar Sri Mpu Basuki Bian Ratu Sakti.
Selain itu, banyak juga kejadian dimana seseorang yang sudah meninggal kemudian masih hidup, namun sayangnya mereka sudah dikubur hidup-hidup.
Mata Kuliah Resmi.
Paling tidak Michigan State University, sebuah institusi pendidikan resmi, yang berlokasi di Amerika Serikat menyediakan sebuah mata pelajaran kuliah mengenai hal ini.
Sindrom Zombie
Seorang pria bernama Esme Weijun Wang asal San Fransisco, AS, pingsan dalam sebuah penerbangan. Setelah kejadian itu, ia meyakini bahwa dirinya sudah meninggal dan kini bangkit sebagai mayat hidup.
Meskipun masih bernafas, ia sudah kehilangan nafsu untuk bekerja, bicara, dan makan. Wang bukan satu-satunya penderita penyakit yang bernama Cotard's Sindrome ini.
Kendati termasuk penyakit langka, namun berbagai laporan kasus medis menceritakan persamaan dari penderita sindrom ini. Mereka kehilangan gairah hidup, dan memiliki delusi bahwa tubuh mereka sudah tidak berfungsi secara normal lagi dan sedang mengalami pembusukan dari dalam.
Jenis penyakit ini ditemukan oleh Jules Cotard, seorang neurolog asal Perancis. Sering diasosiasikan sebagai masalah yang berhubungan dengan kondisi psikotik, penyakit ini juga memiliki nama lain, yaitu Sindrom Mayat Hidup.Â
Psikosotik adalah sebuah kondisi delusi yang membuat penderitanya tidak sinkron dengan kenyataan. Penyakit ini mirip dengan Skizofrenia, namun dengan pola yang sedikit berbeda.Â
Penyebab utama dari kondisi psikosotik adalah depresi parah, namun masih bisa disembuhkan dengan perawatan medis dan psikologi yang memadai.
Nah, melihat kenyataan ini, apakah anda termasuk orang yang memercayai Zombie?
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H