Seandainya pun kisah ini benar, dan si Bambang lah yang ternyata memiliki kesempatan yang sama dengan si Ali, maka belum tentu ia akan melakukannya.
Bambang bisa saja mengumpulkan warga sekampung untuk berkampanye, dan kemudian lenggak-lenggok pergi meninggalkan desa tersebut setelah merasa yakin, ia akan terpilih lagi.
Jangankan desa yang dilanda kekeringan, pengemis di pinggir jalan saja sering kita abaikan. Keinginan saja tidak cukup, kesempatan juga harus datang menyertai. Namun kesalahan terbesar, jika kesempatan sudah tiba, maka biasanya, keinginan yang akan pupus.
Dengan demikian, kesempatan beramal seyogianya dipandang sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki nasib. Alam bekerja dengan cara misterius. Kadang sinyal keberuntungan datang dalam bentuk ujian yang harus dilalui.
Bersiaplah untuk menyambut hoki Anda, dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan beramal.
Beramal dapat dilakukan kapan saja dengan cara apa saja.
Pertanyaan berikutnya adalah, kapankah kesempatan tersebut akan datang? Jawabannya adalah sekarang dan saat ini juga. Ingat, bahwa beramal tidak harus melulu tentang duit saja.
Jika Anda tidak punya uang, maka tenaga bisa digunakan untuk beramal. Jika tenaga tidak memungkinkan dengan alasan kesehatan, maka pikiran bisa disumbangkan. Jika pikiran saja ternyata sudah buntu, alias bego, berharaplah dalam doa.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa rezeki akan semakin terbuka, jika Anda semakin sering beramal. Masalahnya, alasan tidak ikhlas atau tidak mampu sudah menjadi kebiasaan, sehingga untuk mengharapkan kebahagiaan bagi orang lain pun enggan dilakukan.
Nah, mulailah membuka rezeki anda dengan bersikap, aku mengharapkan kebahagiaan bagi semua orang, dan berdoalah, semoga seluruh mahluk, hidup dalam kebahagiaan.
Melepaskan kemelekatan.
Beberapa ajaran agama membuat semacam sebuah perhitungan, atas jumlah uang yang harus disumbangkan. Perhitungan tersebut berdasarkan jumlah pendapatan yang diterima setiap bulan.
Tidak masalah, hitungan hanya mempermudah pola pikir yang alot. Karena pada dasarnya, manusia juga masih suka hitung-hitungan dalam beramal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!