Belum lagi intrik kotor yang sering terjadi dalam praktik hukum dan politik yang tidak sehat, membuat para pekerjanya rentan terjebak kejenuhan dan rasa frustasi.
Hubungan singkat sebagai ajang pelarian kemudian menjadi sarana penghibur, bagi mereka yang percaya bahwa perselingkuhan adalah obat yang dapat menenangkan pikiran.
**
Tentunya, kesimpulan dalam artikel ini hanya berdasarkan survei yang tidak melibatkan anda semua. Setiap orang memiliki batas nurani yang tidak bisa digeneralisir.
Sejak zaman dahulu, praktik perselingkuhan bagai dua sisi mata koin. Godaan terbesar datang dari kenyamanan yang tersaji di depan mata, bagai kucing kelaparan yang disuguhkan ikan asin.
Namun, jika sudah dimakan, tiada lain hanya penyesalan yang akan datang bertubi-tubi. Pada akhirnya, sebelum semuanya menjadi terlambat, maka kesadaran menjadi penting untuk ditingkatkan.
Penulis menyarankan sebuah artikel dari Kompasianer Ruang Berbagi (Bobby) yang berjudul; 7 Cara Praktis Hindari Perselingkuhan dengan Rekan Kerja.
Semoga Bermanfaat!
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS