Sikapnya yang rendah hati ini, juga memengaruhi prinsipnya dalam menjalankan kerajaan bisnisnya.
Ia tidak pernah jemu-jemunya menasihati wartawan dan karyawannya untuk bertindak moderasi, atau "Tidak menempuh haluan yang ekstrem, konservatif, atau liberal. Tidak keras, tidak lunak, tidak religius, atau sekular."
Semuanya berjalan secara moderat.
Namun sebenarnya Moderasi sendiri memiliki pemahaman yang lebih luas dari sikap moderat, yaitu:
Memperjuangkan humanisme melalui pengendalian, tahu batas, dan sifat menahan diri, pengekangan nafsu, dan ketahanan hati.
Menarik untuk melihat, apakah pandangan moderasi ini sangat berhubungan dengan pilihan beliau sebagai pastor yang tidak kesampaian? Penulis bukanlah seorang pastor, atau ahli agama yang berhak menghubungkan kedua hal ini.
Akan tetapi, bagi penulis, seorang rohaniawan yang baik, memang seharusnya mengutamakan kedamaian di atas segalanya.
Mewakili keyakinan umat, tentu harus dilaksanakan dengan memberikan contoh yang baik, melalui pengendalian diri yang baik terhadap hawa nafsu, dengan mengutamakan ketahanan hati, dan juga selalu tahu diri dan tahu batas.
Meskipun dikenal sebagai wartawan dan pengusaha, namun keberadaan beliau, tiada bedanya dengan seorang Rohaniawan yang membawa kedamaian dalam kehidupan.
Bagi penulis sendiri, Jakob Oetama adalah hadiah terindah dari Tuhan. Prinsip hidupnya yang sederhana, namun dijalankan dengan penuh keteguhan, adalah sebuah pelajaran berharga bagi umat manusia.
"Janganlah kita kerdil. Kita sulit, orang lain lebih sulit. Janganlah kita pasif dengan sekitar. Selalu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat."