Sementara nama bisa berubah dan memiliki banyak bagian lain di dalamnya dalam bentuk nama panggilan. Hal ini berarti, bahwa kemampuan yang dimiliki oleh manusia, sifatnya variabel dan fleksibel.
Dengan mengubah nama, maka sesungguhnya hanya 50% dari diri kita yang berubah. Itupun berhubungan dengan kemampuan diri, seperti kapabilitas, talenta, motivasi, sikap, yang bukan takdir.
Lantas apakah mengubah nama kemudian bisa mengubah nasib? Belum tentu, karena perubahan nasib harus berasal dari keinginan terbesar dari diri seseorang. Percayalah! Proses perubahan nama akan terjadi dengan sendirinya, jika seseorang telah membuktikan bahwa dirinya telah berubah.
Bagaimana analisis Numerologi terhadap perubahan nama Indonesia menjadi Nusantara?
Jawabannya adalah TIDAK PERLU DIBAHAS LAGI. Selain untuk mengubah nasib, kita harus mengharapkan perubahan sikap dari 270 juta rakyat, melalui pemerintahan yang bersih dan luhur. Lagipula, nama Nusantara sendiri sebenarnya sudah sangat melekat pada bangsa ini. Hayo, kurang apa lagi?
Bagaimana dengan prediksi Arkand?
Penulis tidak pernah tahu, karena masih ada sisa 121 hari sejak tulisan ini dibuat untuk melihat kenyataanya. Namun, dengan sepenuh hati, penulis mengharapkan agar prediksi ini tidak akan terjadi.
Indonesia adalah negaraku, bangsaku, tumpah darahku, yang aku cintai! Jika ingin mengubah nasib bangsa ini, mulailah dari hal-hal terkecil dari diri kita, bukan dengan menyumpahinya menjadi negara yang akan hancur berkeping-keping.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H