Pangeran dari kerajaan Tarumanegara ini ingin merebut kekuasaan dari tangan Sana.
Mayat Sana kemudian dibawa pulang ke kampung halamannya di Sucen, Doplang, Medang Pakuwon, Blora. Ia diantar oleh Sembilan orang pengawal dan seorang pengurus kuda (pekathik).
Sesampainya di Medang Pakuwon, kakak perempuan Sana, Sanaha yang tidak lain adalah ibu dari Hang Sanjaya, kemudian menjadi murka dan memerintahkan 9 orang pengawal Sana dibunuh karena dianggap tidak becus.
Hanya satu orang yang dibiarkan tetap hidup, yaitu sang pemelihara kuda, karena dianggap orang lemah dan tidak tahu duduk permasalahannya.
Dari sinilah muncul istilah Kesongo, tentang matinya sembilan orang pengawal dengan tragis, yang oleh warga setempat disebut dengan Oro-oro Kesongo.
Tempat terbunuhnya kesembilan orang tersebut merupakan hamparan dataran rendah dengan tanah berlumpur.
"Di tempat itu ada tanah berlumpur yang sering menyemburkan lumpur yang disertai gas belerang yang menyebabkan banyak burung dan hewan mati karena keracunan," Ungkap Eko.
Kisah 9 orang terbunuh dan menyisakan 1 orang akibat kelemahannya ini mengingatkan penulis pada teori The Tenth Man dalam Film World War-Z (2013) yang dibintangi oleh Brad Pitt.
Baca juga: Pasien 0, The Tenth Man, dan Kekebalan Virus Covid-19 bagi Orang Indonesia.
Alkisah dunia diserang oleh virus aneh yang dapat mengubah manusia menjadi zombie pemakan manusia.
Virus Z ini menjadi sangat menular, karena penderitanya ternyata kehilangan sopan santun dengan "asal gigit seenaknya". Alhasil semua orang yang digigit kemudian berubah menjadi Zombie.